Jakarta, FORTUNE - Nestle Indonesia meluncurkan kolaborasi dengan Qyos dalam memperkenalkan teknologi mesin isi ulang. Kolaborasi ini merupakan langkah progresif Nestle Indonesia dalam menjalankan komitmen bagi lingkungan yang berkelanjutan. Dalam waktu tiga bulan, kolaborasi ini telah berhasil mendapatkan respon positif konsumen dengan menarik lebih dari 1.400 pembeli.
Mesin isi ulang Nestle x Qyos hadir di Naga Swalayan, TB Simatupang dan Farmers Market Summarecon Mal Serpong, sebagai alternatif bagi konsumen yang ingin menikmati produk Nestlé favorit mereka dengan lebih ramah lingkungan.
Dengan menggunakan sistem refillable, konsumen dapat mengisi ulang wadah mereka dengan produk Nestle yang mereka pilih, seperti MILO dan KOKO KRUNCH, tanpa menghasilkan limbah kemasan baru.
President Director Nestle Indonesia, Samer Chedid, berharap kolaborasi ini akan menjadi contoh nyata tentang pentingnya kerja sama lintas sektor dalam upaya mengurangi limbah plastik dan membantu menciptakan pola konsumsi yang lebih berkelanjutan.
"Kami turut mengajak konsumen untuk berkontribusi menciptakan perubahan positif dalam memastikan keberlanjutan lingkungan hidup kita dengan mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai,” ujarnya dalam keterangan pers, dikutip Rabu (7/6).
Strategi mendorong bisnis keberlanjutan
Selama lebih dari 50 tahun beroperasi di Indonesia, Nestle berupaya untuk mendorong bisnis berkelanjutan di tanah air. Hal ini diwujudkan melalui berbagai bentuk investasi, inisiatif, dan peningkatan kapasitas produksi.
Pada bulan Mei 2021, Nestle telah menginvestasikan US$220 juta untuk membangun pabrik baru di Bandaraya, Batang, Jawa Tengah, serta memperluas kapasitas produksi di tiga pabrik Nestle yang telah beroperasi di Karawang, Panjang, dan Pasuruan. Pabrik baru di Bandaraya akan fokus memproduksi susu cair Bear Brand serta minuman siap minum Milo dan Nescafe.
Selain memberikan dampak positif pada lapangan kerja dengan menciptakan 200 kesempatan kerja baru, pembangunan pabrik baru juga diharapkan dapat mendukung perkembangan UMKM, terutama dalam sektor peternakan sapi perah lokal. Selanjutnya, pada bulan Juni 2022, Nestle Indonesia meresmikan penyelesaian pembangunan Milo Vacuum Band Dryer (VBD). Ini diharapkan dapat membantu Pemerintah dalam menghadapi situasi pandemi yang sedang berlangsung.
Dengan melakukan investasi dan peningkatan kapasitas produksi ini, Nestle Indonesia berupaya untuk memperkuat kehadirannya di Indonesia, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, serta mendukung pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi tantangan yang dihadapi, terutama dalam konteks pandemi saat itu.
Di samping peningkatan kapasitas produksi, Nestle juga memulai investasi pada praktik pembangunan boiler biomass di pabrik-pabrik yang ada di Indonesia pada 2021. Investasi tersebut merupakan bagian dari keberlanjutan yang merupakan dasar utama yang diwujudkan pada setiap aspek dan kegiatan bisnisnya.
Nestle juga memperkenalkan sistem pangan regeneratif kepada mitra peternak dan petani untuk melindungi dan memulihkan lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan komunitas petani.
Inisiatif lainnya yakni menciptakan kemasan yang 100 persen dapat didaur ulang pada tahun 2025, dan mengurangi sepertiga penggunaan plastik murni. Nestle Indonesia menggandeng pemerintah setempat untuk membantu para mitra peternak sapi perah di Jawa Timur dalam penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) berupa bantuan sebesar Rp1,2 miliar.
Samer mengatakan, Nestlé Indonesia berkomitmen untuk menjalankan bisnis dengan tujuan Menciptakan Manfaat Bersama, baik untuk individu dan keluarga, masyarakat, dan bumi.
"Untuk mencapai hal tersebut, kami bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan dalam mempromosikan keberlanjutan di rantai operasional perusahaan, termasuk karyawan dan konsumen kami. Dengan semangat maju bersama Indonesia, Nestlé Indonesia akan terus menciptakan praktik bisnis yang inklusif dan bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan," katanya.