Jakarta, FORTUNE - Industri Beauty & Care terus menunjukkan pertumbuhan yang konsisten hingga tahun 2024. Berdasarkan pemaparan dari Compas.co.id dalam Seminar Roadshow yang digelar oleh NOSE Herbal Indo pada 27 Mei 2024 di Surabaya, nilai penjualan pada Kuartal I (Q1) 2024 mencapai Rp8,9 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 42 persen dibandingkan dengan Q1 2023 yang berada di angka Rp6,1 triliun. Data ini diperoleh melalui riset online menggunakan metode crawling di platform E-commerce ,seperti Shopee, Tokopedia, dan Blibli.
Co-founder & CEO Compas.co.id, Hanindia Narendrata, mengatakan Compas.co.id melihat pertumbuhan di awal tahun ini sebagai momentum bagi para brand beauty & care untuk membuat gebrakan-gebrakan atau inovasi, dengan memanfaatkan data. Mengutip riset International Data Corporation (IDC), pada tahun 2022 pertumbuhan pengguna big data di Indonesia meningkat 12,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Karena itu kami menyarankan kepada brand owner beauty & care (beautypreneur) untuk mulai membuat keputusan berdasarkan data dan tidak ketinggalan baik dengan kompetitor lokal maupun global,” ujar Hanindia.
Sunscreen paling banyak diminati
Berdasarkan data Compas.co.id pada Q1 terdapat beberapa sub kategori yang memiliki pertumbuhan yang tinggi di kategori beauty & care. Sunscreen atau tabir surya menjadi produk yang paling pesat pertumbuhannya pada Q1 2024, hampir 2 kali lipat atau mencapai 99 persen ke level Rp424 miliar, di mana pada Q1 2023 hanya mencapai Rp213 miliar.
Adapun sub kategori lain yang juga memiliki pertumbuhan cukup besar di antaranya paket kecantikan yang tumbuh 90 persen ke angka Rp914 miliar, yang sebelumnya hanya mencapai Rp481 miliar pada Q1 2023 dan masker wajah, meningkat 64 persen dari Rp 142 miliar di Q1 2023, naik ke angka Rp233 miliar di Q1 2024.
Compas.co.id menganalisis penyebab sub kategori sunscreen mengalami peningkatan yang cukup signifikan di Q1 2024. Menilik histori di tahun 2023, sub kategori ini memang sempat meningkat tajam pada Oktober 2023 dikarenakan heatwave. Di mana pada bulan tersebut nilai penjualan sunscreen mampu menembus ke angka dari Rp171 miliar dalam satu bulan, terpaut jauh jika dibandingkan pada Q1 tahun 2023 yang hanya mencapai sekitar Rp70 miliar.
“Sedikit berbeda keadaannya pada Q1 2024, tidak ada fenomena offline yang drive pertumbuhan nilai penjualan sunscreen, tetapi terdapat beberapa brand yang mengalami peningkatan penjualan sangat tajam, bahkan salah satu brand atau kita sebut brand x mengalami pertumbuhan hingga 1.860 persen pada Q1 2024 jika dibandingkan dengan Q1 2023 dari rata-rata nilai penjualan sekitar Rp1 miliar, meroket hingga hampir menembus Rp20 miliar per bulan,” katanya.
3 strategi pendorong penjualan
Dari temuan riset, Compas.co.id menganalisis penyebab brand mampu mendorong penjualan dan unggul di segmen beauty & care. “Pertama start small, fokus dengan target market yang spesifik, di mana pada case sunscreen ini mereka mengembangkan produk sunscreen dengan berbagai manfaat yang sesuai dengan iklim tropis dan jenis kulit orang Indonesia," katanya.
Kedua, perhatikan visibility produk di marketplace (gambar, judul, dan deskripsi produk), karena mempengaruhi pencarian dan produknya dapat dilihat oleh potential buyer. Ketiga, brand harus memiliki produk yang strong untuk pasar spesifik, mereka tidak menggunakan pricing sebagai strategi, atau product range yang besar. Justru strategi bundling yang dapat memberikan benefit lebih bagi buyer, terhitung strategi bundling memiliki kontribusi sebesar 31,5 persen dari total seluruh penjualan official store brand tersebut.
Terakhir hal yang penting bagi brand beauty & care yang berupaya meningkatkan penjualan menurut analiis Compas.co.id adalah memanfaatkan momentum campaign double dates seperti 11.11 dan 12.12, dan harus peka dengan kejadian-kejadian offline yang dapat membantu meningkatkan penjualan.
“Pada studi kasus brand x, mereka melihat peluang melalui campaign charity untuk membantu Palestina yang dilakukan pada bulan November 2023, dan dikombinasikan dengan diskon untuk pembelian produk tertentu. Hasilnya peningkatan nilai penjualan mulai terlihat sejak November 2023 dan berlanjut hingga Maret 2024,” ungkapnya.
Memanfaatkan momentum ini, Compas.id menyarankan kepada para beautypreneur dan pemilik brand beauty untuk memanfaatkan momentum-momentum positif yang secara konsisten terjadi di kategori beauty & care, dengan memanfaatkan data sebagai informasi dasar pengembangan strategi penjualan.
“Diharapkaan semakin banyak beautypreneur yang kritis dan menggunakan data untuk melihat keadaan market berdasarkan angka. Karena dengan angka, kita dapat mengambil keputusan yang terukur, bukan hanya melalui intuisi. Dengan demikian, dapat membantu para brand untuk meningkatkan performa penjualannya," ujarnya.