Sociolla Ungkap Faktor Utama Konsumen Memilih Produk Kecantikan

77% konsumen memilih keaslian dan jaminan keamanan produk.

Sociolla Ungkap Faktor Utama Konsumen Memilih Produk Kecantikan
Ilustrasi kosmetik. Shutterstock/5 second Studio
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Beragam produk dan tren kecantikan membuat masyarakat lebih leluasa memilih. Namun, beauty enthusiast nyatanya kini semakin memahami pentingnya faktor keaslian dan jaminan keamanan produk melalui sertifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Survei yang dilakukan Sociolla, salah satu omnichannel-retailer kecantikan di Indonesia, menunjukkan 77 persen konsumen kecantikan memilih faktor keaslian dan keamanan produk sebagai alasan utama melakukan pembelian di Sociolla.

Survei dilakukan pada Juli 2022 dan melibatkan lebih dari 400 konsumen setia yang telah menjadi anggota SOCO sejak 2021 dan telah melakukan setidaknya tiga pembelian online dan/atau offline di Sociolla. 

Konsumen peduli kualitas dan keamanan produk

Flagship Store Sociolla di Vietnam. (Sociolla)

Hasil survei ini sekaligus menunjukkan tingkat kesadaran yang tinggi dari pencinta kecantikan terhadap kualitas dan keamanan produk, yang telah jauh berbeda dibandingkan dengan tujuh tahun lalu saat Sociolla dibangun.  

Co-Founder dan CMO Social Bella, Chrisanti Indiana, mengatakan edukasi konsumen dan ketersediaan akses luas ke produk yang aman, autentik, bersertifikat BPOM merupakan tantangan-tantangan industri.

“Ini yang ingin kami jawab dengan lahirnya Sociolla pada 2015,” katanya.

Setelah konsisten melakukan edukasi selama tujuh tahun, pihaknya pun senang melihat pesatnya peningkatan kesadaran pecinta kecantikan Indonesia akan faktor keamanan dalam memilih produk kecantikan. 

“Kami berterima kasih atas loyalitas pelanggan yang terus memilih Sociolla sebagai teman terbaik mereka ketika mencari produk kecantikan yang aman, autentik, dan yang jelas bersertifikat BPOM,” ujarnya.

Selain dari faktor-faktor yang disebut, survei Sociolla juga mengungkapkan hal-hal lain yang membuat para konsumen kecantikan Indonesia memilih untuk berbelanja. Faktor tersebut di antaranya kemudahan berbelanja secara omnichannel, ketersediaan ulasan produk sebelum pembelian, suasana toko yang nyaman dan ceria, biaya pengiriman yang lebih hemat, tawaran-tawaran berkualitas dari berbagai brand, serta kelengkapan rangkaian produk kecantikan.

Pentingnya sertifikat BPOM

Co-Founder ESQA Cosmetics, Cindy Angelina di flagship store Sociolla Vietnam. (Sociolla)

Saat memilih produk kosmetik, kebanyakan customer sudah mengerti bahwa kosmetik yang aman adalah kosmetik yang sudah memiliki lisensi dari BPOM. Nomor BPOM tersebut bisa ditemukan pada kemasan yang tertera pada produk, dan bisa dicek langsung pada website resmi BPOM.

Chrisanti mengatakan sertifikat BPOM di Sociolla menjadi syarat mutlak dalam berkolaborasi dengan brand kecantikan. Saat ini, ada lebih dari 200 brand lokal dan ratusan brand luar negeri yang telah bekerja sama dengan Sociolla yang telah terdaftar di, dan disertifikasi oleh, BPOM. 

Sociolla berharap konsistensi dan komitmen ini dapat menginspirasi pelaku-pelaku lain dalam ekosistem kecantikan, sehingga konsumen memiliki lebih banyak produk kecantikan yang bersertifikat dan aman untuk dipilih.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil