Jakarta, FORTUNE - Startup kuliner Haus! mengantongi pendanaan dengan nilai yang tidak dipublikasikan dalam putaran Seri B1. Investor yang terlibat antara lain Strategic Year Holdings, Atlas Global Ventures, Co-founder Sayurbox dan AwanTunai Rama Notowidigdo lewat Ubi Capital, serta sejumlah angel investor. Investasi ini menjadi modal untuk ekspansi ke Pulau Bali.
Bersiap ekspansi ke Pulau Bali
Dari modal tersebut, Haus berencana ekspansi ke Pulau Bali tahun ini, setelah mencatatkan pertumbuhan jumlah gerai di Pulau Jawa sebanyak 120 persen sejak tahun 2021.
CEO Haus Gufron Syarif menjelaskan, bahwa perusahaannya sedang menyiapkan aplikasi mobile. Para konsumen nantinya bisa mengakses menu dan melakukan pemesanan secara online dengan beberapa opsi metode pembayaran.
Startup yang didirikan pada Juni 2018 ini menjual berbagai macam makanan dan minuman seperti teh, teh susu, cokelat, kopi dan roti kukus. Haus menargetkan pasar menengah ke bawah dengan menjual produk mulai dari Rp5.000.
Pertumbuhan bisnis Haus!
Startup Haus! sebelumnya menghimpun pendanaan pada Desember 2020 sebesar US$2 juta atau sekitar Rp28,2 miliar dalam putaran Seri A yang dipimpin oleh BRI Ventures melalui dana kelolaan Sembrani Nusantara.
Sejak meraih tambahan modal dari BRI Ventures, Haus mengklaim telah mengalami pertumbuhan penjualan sebesar 54,5 persen. Dari US$11 juta atau sekitar Rp156 miliar pada tahun 2020 menjadi US$17,53 juta atau sekitar Rp252 miliar pada tahun 2021.
Secara business model, ‘Haus!’ dinilai memiliki unit ekonomis yang positif dan telah menjadi pemenang market share bagi para pelanggannya.
“Dengan penambahan cabang dan jenis varian produk baru, kami harap valuasi perusahaan dapat meningkat secara eksplosif dan siap untuk menjadi pemenang di kategori new tea and boba ini,” ujar perwakilan dari Ubi Capital dan Co-founder Sayurbox & AwanTunai Rama Notowidigdo, dalam siaran resmi, Rabu (22/6).
Arya Setiadharma, CEO Prasetia Dwidharma mengatakan, di dalam cycle winter untuk funding saat ini, ‘Haus!’ merupakan salah satu investasi yang menarik dikarenakan telah mencapai profitabilitas dan tidak bergantung kepada pendanaan eksternal.
“Hal ini membuat ‘Haus!’ dapat memfokuskan investasi yang diterima untuk pertumbuhan bisnis di mana startup lain sedang dalam metode bertahan hidup,” ujarnya.