Fintech Layanan Gaji Wagely Raih Pendanaan Baru Rp362 Miliar

Pendanaan dari Capria Ventures dan lainnya.

Fintech Layanan Gaji Wagely Raih Pendanaan Baru Rp362 Miliar
Co-Founder & CEO wagely, Tobias Fischer (kiri) dan Co-Founder & COO wagely, Kevin Hausburg (kanan) di ajang Indonesia HR Summit 2022. Dok/Wagely.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Startup fintech Wagely kumpulkan pendanaan US$23 juta melalui ekuitas dan fasilitas kredit.
  • Dana akan digunakan untuk memperluas layanan di Indonesia dan Bangladesh.
  • Capria Ventures pimpin pendanaan bersama investor terdahulu dan perusahaan pembiayaan swasta terkemuka.

Jakarta, FORTUNE -  Startup fintech yang penyedia layanan akses gaji instan  (earned wage access), Wagely, berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar US$23 juta (sekitar Rp362 miliar) melalui kombinasi ekuitas dan fasilitas kredit. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh Capria Ventures, dengan partisipasi dari investor sebelumnya dan perusahaan pembiayaan yang tidak diungkapkan.

Wagely menyatakan bahwa dana yang diperoleh akan digunakan untuk memperluas jangkauan layanannya di Indonesia dan Bangladesh. “Ini menunjukkan kepercayaan yang kuat terhadap potensi Wagely untuk meningkatkan kesejahteraan finansial pekerja di kedua wilayah tersebut,” tulis Wagely dalam keterangan tertulisnya pada Senin (4/3).

Managing Partner Capria Ventures, Dave Richards, mengatakan Wagely terus bertumbuh dalam menyediakan solusi finansial berkelanjutan dan saling menguntungkan bagi kelompok pekerja kerah biru yang kurang terlayani dan perusahaan tempat mereka bekerja.

"Kami melihat peluang besar bagi Wagely untuk menerapkan Generative AI dalam berbagai kasus penggunaan, seperti otomatisasi pemrosesan dokumen dan antarmuka percakapan bahasa lokal bagi pekerja untuk membuat keputusan finansial yang lebih baik," katanya.

Rekam jejak pendanaan dan kinerja

Dok. Wagely

Sebelumnya, perusahaan berhasil mendapatkan investasi Pra-Seri A sebesar US$8,3 juta (sekitar Rp129,13 miliar ) dari East Ventures pada bulan Maret 2022. Investasi ini datang sekitar sembilan bulan setelah perusahaan mendapatkan pendanaan tahap awal senilai US$5,6 juta (sekitar Rp79 miliar) pada bulan Juni 2021. Modal tersebut berasal dari Integra Partners, ADB Ventures, 1982 Ventures, dan sejumlah investor lainnya.

Dirintis sejak 2020, platform Wagely memberdayakan pekerja dalam mengelola keuangan lebih baik dengan menghadirkan akses ke gaji yang sudah dihasilkan setiap harinya. Layanan ini tersedia tanpa biaya bagi mitra perusahaan untuk kemudian menyediakannya sebagai fasilitas opsional kepada karyawan.

Sebagai pelopor konsep EWA di Indonesia dan Bangladesh, Wagely juga memberikan kemampuan untuk melacak gaji dan mengakses sumber literasi finansial, sehingga membantu pekerja mengurangi tekanan finansial, serta lebih dekat menuju kebebasan finansial. Pada tahun 2023, Wagely mengklaim telah menyalurkan total gaji senilai lebih dari US$25 juta, memproses hampir satu juta transaksi, dan tersedia bagi 500 ribu pekerja. 

Sejumlah perusahaan telah menjadi klien Wagely, di antaranya Kencana Energy Lestari, British American Tobacco, Ranch Market, dan Mustika Ratu.

Pendanaan ini digadang akan memperkuat langkah Wagely menghadapi pesaing di Tanah Air yang menghadirkan layanan serupa, seperti Paywatch, GajiGesa, Vinmo, dan Kini. 

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya