Zenius Resmi Akuisisi Primagama, Fokus Garap Bimbel Hybrid

Primagama akan memperkuat ekosistem pembelajaran Zenius.

Zenius Resmi Akuisisi Primagama, Fokus Garap Bimbel Hybrid
(Ki-Ka): Sabda PS (Founder dan Chief Education Officer Zenius), Azhar Risyad S. (Pemimpin Primagama), Sunaryo (Pemimpin Primagama), Benny Harving Surjadharma (Pemimpin Primagama), Rohan Monga (Chief Executive Officer Zenius)/Dok. Zenius
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Startup edtech Zenius resmi mengakuisisi penyedia layanan bimbingan belajar (bimbel) Primagama melalui penandatanganan perjanjian pada awal 2022. Melalui aksi korporasi ini, Zenius akan mengintegrasikan Primagama ke dalam platformnya agar dapat menghadirkan model pembelajaran baru berbasis offline dan offline (hybrid).

Akuisisi ini mencakup seluruh cabang Primagama di Indonesia. Layanan bimbel dengan 3.000 karyawan itu kini mengoperasikan lebih dari 300 cabang di berbagai provinsi di Indonesia dan melayani sekitar 4 juta siswa. Sementara itu, Zenius memiliki lebih dari 20 juta pengguna.

“Dengan jangkauan bimbel offline yang luas, Primagama akan memperkuat ekosistem pembelajaran Zenius dalam memberikan dampak teknologi yang lebih besar di pendidikan. Dengan sejarah panjang 40 tahun kehadirannya di Indonesia, Primagama akan berbagi pengalaman dan keahlian mereka dalam mengelola bimbel offline, dan menyediakan basis pengajar yang kuat di seluruh negeri,” kata Chief Product and Growth Officer Zenius, Sony Radhityo, dalam pernyataan resmi, Selasa (22/2).

Fokus garap model pembelajaran hybrid

Menurut Sony, Zenius akan menggarap model pembelajaran hybrid melalui skema (online-merge-offline/OMO) yang akan menjadi model pembelajaran efektif di masa depan. Dengan model tersebut, siswa akan berinteraksi secara langsung dengan para pengajar (offline), dan bisa mengakses pembelajaran secara online tanpa batas di mana saja dan kapan saja.

“Model pembelajaran hybrid akan menjadi salah satu metode efektif untuk pendidikan Indonesia di masa depan,” katanya. 

Sebelumnya, layanan pembelajaran online pernah digagas Primagama pada 2010 dengan label PrimagamaPlus. Namun, saat itu pelajar lebih suka belajar offline, sehingga layanan kurang dilirik masyarakat. Situasi berubah ketika pandemi Covid-19 merebak. 

Akuisisi Primagama oleh Zenius justru dilakukan di tengah runtuhnya banyak bisnis bimbingan belajar offline akibat pandemi. Pola pembelajaran berubah dari offline learning bergeser ke hybrid learning dan platform edtech kian populer untuk membantu proses pembelajaran.

Peningkatan layanan Zenius

Alasan lain Zenius mencaplok Primagama di antaranya adalah hubungan baik yang telah dibangun oleh para pendiri dengan pemilik Primagama. 

"Kurikulum, cara mengajar, dan pedagogy mereka sangat align dengan Zenius. Ini menjadi fondasi dari akuisisi ini," ujar CEO Zenius, Rohan Monga, dikutip dari Daily Social, Selasa (22/2).

Selain itu, model bisnis waralaba Primagama dianggap cocok untuk meningkatkan skala bisnis Zenius selanjutnya. Zenius dikenal sebagai salah satu platform pelopor layanan bimbel di Indonesia. Platform yang didirikan oleh Sabda PS dan Medy Suharta ini telah diakses lebih dari 20 juta pengguna sepanjang tahun ajaran 2019/2020 dengan 100.000 video pembelajaran dan soal latihan yang dapat diakses secara gratis

Zenius memulai debutnya dengan bimbingan belajar offline dan materi yang dikemas dalam bentuk DVD sebelum akhirnya beralih ke online. Saat ini mereka memiliki beberapa produk, dan yang paling laris adalah layanan bimbingan belajar online

Related Topics

ZeniusPendidikan

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

Most Popular

OJK Digeledah KPK, Juru Bicara Buka Suara
Daftar Saham Lo Kheng Hong, Sektor Keuangan hingga Energi!
Siapa Pemilik Sritex? Ini Profil dan Perusahaannya
Kinerja Smartfren Memburuk, Bosnya Ungkap Persaingan yang Makin Berat
Sritex Resmi Pailit Usai Kasasi Ditolak, Berutang Rp26 T
Sritex Siap Ajukan Peninjauan Kembali (PK), Belum Menyerah