Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi tahunan periode September 2022 mencapai 5,95 persen (year-on-year/yoy). Tekanan inflasi diprakirakan meningkat ke depan, seiring dampak lanjutan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi serta tingginya harga energi dan pangan global. Untuk untuk meminimalisir dampak inflasi, Anda perlu memiliki strategi atau cara mengelola keuangan seoptimal mungkin.
Dengan pengelolaan keuangan yang terencana, Anda bisa memiliki kualitas finansial yang baik di masa depan. Cara mengelola keuangan setiap orang mungkin berbeda, namun dengan tujuan yang sama, Anda bisa mencontoh beberapa trik dalam menggalokasikan keuangan sesuai dengan kepribadian, kebutuhan, dan gaya hidup.
Mengelola keuangan sebaiknya dilakukan sedari dini, di saat di usia Anda muda dan produktif. Hal ini diharapkan dapat memudahkan Anda dalam mencukupi segala kebutuhan baik yang sifatnya direncanakan atau yang mendadak. Mengutip berbagai sumber, Fortune Indonesia coba merangkum beberapa cara mengelola keuangan untuk mempersiapkan masa depan.
1. Mempersiapkan anggaran keuangan
Langkah pertama, Anda bisa mempersiapkan merinci anggaran keuangan. Anggaran ini dibutuhkan sebagai acuan dalam menentukan perhitungan finansial Anda: mulai dari total pemasukan, pengeluaran, kebutuhan utama, investasi hingga akses terhadap layanan kesehatan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Penentuan tersebut berguna agar Anda tidak mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak diperlukan. Langkah tersebut juga dapat melatih Anda lebih disiplin dalam menentukan prioritas demi mengelola kondisi finansial agar tetap seimbang, sekaligus menentukan besaran biaya yang perlu Anda keluarkan per bulannya.
Ada beragam versi membuat formulasi anggaran keuangan pribadi, salah satunya dengan metode pembagian 40:30:20:10, yang mana alokasikan 40 persen pendapatan untuk biaya pengeluaran sehari-hari, seperti biaya tagihan bulanan hingga keperluan belanja sehari-hari.
Selanjutnya, alokasikan 30 persen pendapatan untuk membayar cicilan utang jika ada, kemudian 20 persen dari pendapata berikutnya untuk tabungan investasi dan 10 persen untuk donasi atau zakat.
2. Menabung dan berinvestasi
Menabung hingga saat ini bisa menjadi salah satu cara mengelola keuangan yang baik. Dengan menabung, Anda secara tidak langsung menyisihkan uang yang dimiliki untuk kebutuhan di masa depan yang terencana maupun tidak terencana.
Menabung perlu dilakukan dengan kedisiplinan tinggi. Anda harus rela untuk menyisihkan penghasilan Anda dengan nominal yang Anda tentukan. Anda pun bisa mengubah gaya hidup secara perlahan dan mengalokasikan sebagian dana tersebut ke dalam tabungan.
Selain menabung, Anda pun bisa mulai beribvestasi melalui berbagai instrumen yang menguntungkan untuk menjaga kondisi keuangan dan mempersiapkan masa depan finansial.
Salah satu instrumen investasi yang digemari adalah emas, karena memiliki likuditas yang tinggi. Emas bisa dengan mudah dicairkan menjadi uang tunai karena emas sangat dihargai. Namun, investasi emas juga memiliki kelemahan, seperti mudah hilang jika tak disimpan dengan benar.
Anda bisa mengatur portofolio investasi sesuai situasi ekonomi. Jika kondisi pasar global sudah mulai menurun, Anda bisa mengatur kembali portofolio investasi kedalam bentuk yang lebih aman seperti saham dengan fundamental yang kuat dan reksa dana pasar uang.
3. Hindari utang konsumtif
Utang konsumtif adalah pinjaman yang sering digunakan untuk membeli barang-barang konsumsi yang tidak menghasilkan dan biasanya memiliki bunga tinggi.
Contoh yang termasuk utang konsumtif adalah kartu kredit, pinjaman online, Kredit Tanpa Agunan (KTA) dan yang sedang marak yakni paylater.
Jika tidak terlalu mendesak, utang konsumtif ini sebaiknya dihindari. Karena, jika tidak dipergunakan dengan bijak, Anda akan mudah terlilit utang dan membuat kondisi keuangan Anda menjadi tidak sehat.
4. Siapkan dana darurat
Dana darurat penting dipersiapkan untuk mengantisipasi keadaan darurat agar tidak mempengaruhi kondisi keuangan Anda, semisal ketika ada Anda terkena PHK atau musibah yang tidak terprediksi.
Dana darurat bisa Anda kumpulkan dari dana tabungan investasi. Dikutip dari Finansialku, yang masih single atau belum berkeluarga, Anda bisa mengumpulkan sebesar enam kali total pengeluaran per bulan.
Sedangkan untuk yang sudah berkeluarga, namun belum memiliki tanggungan anak. Idealnya, perlu mengumpulkan dana darurat sebesar sembilan kali total pengeluaran bulanan. Sedangkan bagi keluarga yang sudah memiliki tanggungan anak, mereka perlu mengumpulkan dana darurat sebesar 12 kali total pengeluaran bulanan.
5. Miliki asuransi
Layaknya payung yang memberi perlindungan, asuransi digunakan saat Anda membutuhkan. Asuransi memiliki manfaat untuk memberikan proteksi dari risiko ketidakpastian.
Jenis produk asuransi yang ditawarkan ada beragam, salah satunya asuransi jiwa dan kesehatan. Ada banyak manfaat dari memiliki asuransi, seperti premi asuransi yang kita bayarkan dapat membiayai pengobatan atau perawatan.
Premi asuransi yang kita bayarkan dapat melindungi aset dan mencegah kehilangan aset dan utang, ataupun dapat mengganti pembayaran cicilan dan utang.
Dana asuransi dapat dicairkan. Pencairan asuransi kesehatan tanpa klaim ini termasuk dalam inovasi perusahaan yakni dalam bentuk pengembalian premi asuransi. Persentase atau jumlah premi yang dikembalikan tentunya berbeda-beda sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahaan.
Itu tadi beragam cara mengelola keuangan yang bisa Anda lakukan. Semoga membantu dalam mempersiapkan kondisi keuangan Anda tetap kuat di tengah berbagai ketidakpastian ekonomi saat ini.