Aktivitas Manufaktur Global Akhir 2023 Tertahan di Zona Kontraksi

PMI Asia periode Desember sebagian besar masih suram.

Aktivitas Manufaktur Global Akhir 2023 Tertahan di Zona Kontraksi
ilustrasi pabrik batu bara (Unsplash.com/Chris LeBoutillier)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Aktivitas manufaktur global mengalami pelemahan pada akhir 2023, dengan aktivitas zona euro mengalami kontraksi selama 18 bulan berturut-turut per Desember. Sementara itu, aktivitas pusat-pusat manufaktur di Asia masih terpukul, akibat dampak pemulihan ekonomi Tiongkok yang tidak merata.

Dilansir dari Reuters, berbagai indeks manajer pembelian pabrik yang dirilis pada Selasa (2/1) menunjukkan perlambatan secara berturut-turut. Hal ini  mengindikasikan pemulihan tahun ini akan memakan waktu, sekaligus  menantang optimisme pasar keuangan selama beberapa pekan terakhir.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur akhir zona euro HCOB, yang disusun S&P Global per Desember naik tipis menjadi 44,4 dari yang sebelumnya 44,2 di November, namun angka ini masih berada di bawah level 50 yang menandai level ekspansif.

Tren ini menunjukkan kontraksi PDB zona euro pada kuartal yang lalu, dengan aktivitas manufaktur di perekonomian terbesar blok 20 negara, Jerman, juga menyusut pada Desember.

Ekonomi zona euro mengalami kontraksi 0,1 persen pada kuartal ketiga, menurut data resmi, sehingga penyusutan pada kuartal kedua akan mengarah pada resesi.

“Manufaktur zona euro masih berada di bawah tekanan pada akhir tahun 2023,” kata Claus Vistesen, kepala ekonom zona euro di Pantheon Macroeconomics. "Ada sedikit peningkatan optimisme mengenai prospek tahun depan, meskipun cukup tipis."

Indeks yang mengukur output pabrik zona euro– yang dimasukkan ke dalam PMI komposit yang akan dirilis Kamis besok dinilai sebagai tolak ukur kondisi ekonomi– merosot ke 44,4 dari pembacaan akhir November di level 44,6, namun sedikit lebih tinggi dari perkiraan awal sebesar 44,1.

Sektor manufaktur Inggris juga mengalami kemunduran, dengan pembacaan akhir PMI Manufaktur S&P Global/CIPS melemah ke posisi 46,2 per Desember, mengakhiri perbaikan selama tiga bulan.

Sinyal Penurunan dari Asia

data juga menunjukkan, aktivitas pabrik di Asia juga terus mengalami penurunan pada Desember, khususnya di negara-negara yang bergantung pada teknologi.

Aktivitas manufaktur Korea Selatan misalnya, yang  kembali mengalami penurunan. Sementara Taiwan memperpanjang kontraksinya selama 19 bulan berturut-turut.

PMI Caixin Tiongkok menunjukkan percepatan aktivitas yang tidak terduga di Desember, meskipun hal ini kontras dengan PMI Cina yang resmi dirilis yang tetap berada di level  kontraksi selama tiga bulan berturut-turut.

Prospek ekonomi Tiongkok yang beragam terus mengaburkan prospek mitra dagang utamanya. “Secara keseluruhan, prospek perekonomian sektor manufaktur (Tiongkok) terus membaik pada Desember, dengan peningkatan pasokan dan permintaan serta tingkat harga yang stabil,” kata Wang Zhe, ekonom senior di Caixin Insight Group.

“Namun, sektor ketenagakerjaan masih menjadi tantangan yang signifikan, di mana dunia usaha memiliki kekhawatirannya mengenai masa depan, dan berhati-hati dalam berbagai bidang termasuk perekrutan, pembelian bahan mentah, dan manajemen inventaris.”

Cina dalam beberapa bulan terakhir telah memperkenalkan serangkaian kebijakan untuk menopang pemulihan ekonomi pascapandemi. Namun, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini kesulitan mendapatkan momentum di tengah kemerosotan properti, risiko utang pemerintah daerah, dan lemahnya permintaan global.

Di wilayah lain di Asia, PMI Malaysia dan Vietnam masih dalam kondisi kontraksi, sedangkan Indonesia sedikit meningkat. PMI India periode Desember baru akan dirilis pada hari ini dan Jepang akan dirilis esok hari. 

Meskipun PMI Asia periode Desember sebagian besar suram, sejumlah indikator terkini menunjukkan tanda-tanda pemulihan pasca-pandemi di kawasan ini dan banyak terdapat banyak daya tarik.

Produk domestik bruto Singapura meningkat pada Desember dibandingkan tahun sebelumnya, terbantu penguatan sektor konstruksi dan manufaktur.

Ekspor Korea Selatan juga meningkat pada Desember meskipun dengan laju yang lebih lambat seiring melemahnya permintaan Tiongkok mengimbangi kuatnya penjualan semikonduktor global. ​

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024