Jakarta, FORTUNE - Emiten produsen emas perhiasan, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) membukukan pendapatan Rp2,12 triliun di kuartal I 2023, tumbuh 53,84 persen secara tahunan (YoY) bila dibandingkan Rp1,37 triliun di kuartal pertama tahun lalu.
Direktur Utama HRTA, Sandra Sunanto mengatakan pertumbuhan tersebut didukung oleh volume penjualan dalam emas murni sebesar 39,82 persen (YoY) di kuartal I 2023 menjadi 2,16 ton diikuti kenaikan rata-rata harga jual emas atau average selling price (ASP) sebesar 10,68 persen menjadi Rp970.295.
Berdasarkan segmen, penjualan emas kepada grosir meningkat ke level 92,54 persen mengingat adanya penjualan ekspor, diikuti oleh penjualan ritel (6,60 persen) dan bisnis gadai (0,72 persen).
Tumbuhnya pendapatan perseroan turut menyebabkan laba bersih perusahaan meningkat sebesar 37,80 persen secara tahunan menjadi Rp69,84 miliar dengan margin laba bersih (net profit margin/NPM) di level 3,30 persen.
"Sementara, ROA dan ROE berada di 6,60 persen dan 15,59 persen serta DER berada pada level di 1,36x di kuartal I 2023," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (5/5).
Inovasi produk baru
Sandra mengatakan, inovasi berkelanjutan menjadi faktor kunci pertumbuhan kinerja keuangan HRTA, salah satunya melalui peluncuran produk baru yaitu EMASKU.
EMASKU with Secure Certificate merupakan produk emas batangan dengan kadar 99,99 persen yang disertai dengan sertifikat keamanan dan tersedia dengan berat 250 gram, 500 gram dan 1 kilogram.
Konsumen pun diberi kemudahan transaksi emas melalui aplikasi EmasKITA yang tersedia pada Play Store dan App Store. HRTA bekerjasama dengan JNE, untuk menyediakan layanan pengantaran dan juga penjemputan atau pickup buyback bagi pelanggan yang ingin membeli emas maupun menjual kembali.
"Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan pelanggan dan juga menjadi competitive advantage bagi perseroan," katanya.
Ekspor emas ke India
HRTA merambah pasar ekspor melalui kerja sama dengan Kundan Care Product LTD (Kundan) untuk ekspor perhiasan emas ke India pada Maret 2023. Kundan merupakan perusahaan manufaktur, refinery dan eksportir dari produk emas, perak, dan energi yang terbesar di India.
Dengan kerja sama tersebut, HRTA menargetkan mendapatkan tambahan penjualan sebesar 400kg – 500kg emas per bulan dari ekspor perhiasan emas berkadar 91,6 persen kepada Kundan yang dimulai per Maret 2023.
Nilai komersial atas transaksi ekspor perhiasan emas diestimasikan berkontribusi sebesar US$25 juta–US$31 juta perbulan terhadap pendapatan konsolidasian perseroan.
“Potensi permintaan pasar ekspor yang masih tinggi yang diharapkan menjadi motor pertumbuhan perseroan ke depannya,” ujar Sandra.
Sandra menyakini bahwa momentum pencapaian rekor kinerja perusahaan pada kuartal I 2023 akan terus berlanjut di tahun ini. Kinerja HRTA kedepannya akan didukung oleh insentif dari pemerintah berupa pembebasan pajak penghasilan produk emas batangan dan juga penurunan pajak pertambahan nilai perhiasan emas bagi konsumen akhir.
Seperti diketahui, pajak produk emas batangan diturunkan dari 0,45 persen untuk yang memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) menjadi 0 persen dan pajak perhiasan emas juga diturunkan dari 2,1 persen menjadi 1,65 persen.
Perusahaan mengapresiasi support dari pemerintah yang akan mendorong perkembangan industri perhiasan emas dan emas. "Hal ini akan menjadi katalis mengingat Indonesia masih memiliki potensi peningkatan konsumsi emas per kapita dimana per tahun 2022 konsumsi emas per kapita masih berada pada level 0,18 gram dibandingkan dengan rata – rata Asia di 0,82 gram," katanya.