Efisiensi, Raksasa Produsen Sepatu Nike Bakal PHK 1.600 Karyawan

PHK Nike diperkirakan tidak berdampak pada karyawan toko.

Efisiensi, Raksasa Produsen Sepatu Nike Bakal PHK 1.600 Karyawan
ilustrasi trademark nike (unsplash.com/wu yi)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Produsen Alas Kaki, Nike berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 2 persen dari total tenaga kerjanya, atau lebih dari 1.600 pekerja. Langkah itu ditempuh, karena raksasa parlengkapan olahraga tersebut berupaya memangkas biaya setelah mengalami penurunan laba tahun ini.

Dikutip dari Reuters, rekanan Nike, seperti Adidas, Puma dan JD Sport telah memperkirakan penurunan pendapatan tahun ini, di tengah sikap konsumen yang mulai mengurangi pengeluaran yang tidak penting saat ini.

Pada Desember lalu, Nike telah menguraikan rencana penghematan sebesar US$2 miliar  atau sekitar Rp31,26 triliun (kurs Rp15.628 per dolar AS) selama tiga tahun ke depan melalui sejumlah langkah, termasuk memperketat pasokan beberapa produk, meningkatkan rantai pasokan, mengurangi lapisan manajemen, dan meningkatkan penggunaan otomatisasi.

Pesangon karyawan

Perusahaan juga telah mengumumkan bahwa mereka akan mengeluarkan sekitar US$400 hingga US$450 juta atau sekitar Rp7 triliun untuk biaya pesangon karyawan pada kuartal ketiga.

Nike memiliki sekitar 83.700 karyawan pada 31 Mei 2023, menurut oengajuan perusahaan.

The Wall Street Journal, yang pertama kali melaporkan kabar tersebut, mengatakan PHK ini kemungkinan akan dimulai pada hari Jumat, dan tahap kedua akan selesai pada akhir kuartal I ini.

PHK Nike diperkirakan tidak berdampak pada karyawan di toko dan pusat distribusi atau tim inovasinya.

Penurunan kinerja Adidas

Sama halnya Nike, perusahan pakaian dan sepatu olahraga Adidas menyampaikan perkiraan 2024 jauh di bawah ekspektasi analis, terlebih dengan keuntungan terbatas dari penjualan stok sepatu Yeezy terakhir setelah perusahaan putus kontrak dengan Kanye West.

Proyeksi perusahaan Jerman tersebut mengamini pernyataan para produsen perlengkapan olahraga yang semuanya memperingatkan melemahnya laba tahun ini karena konsumen mengurangi pengeluaran untuk hal-hal yang tidak penting.

“Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih fokus untuk mendapatkan nilai uang,” kata analis Citi, Monique Pollard, seraya menambahkan bahwa perusahaan pakaian olahraga merasa lebih sulit untuk mempertahankan pembeli pada titik harga yang lebih tinggi.

Di sisi lain, banyak dari peritel masih kelebihan stok di Amerika, kata Pollard, sehingga memaksa mereka untuk mendiskon produk.

Adidas memperkirakan laba operasional tahun 2024 sekitar 500 juta euro ($539,95 juta) dibandingkan konsensus 1,294 miliar euro dari perkiraan analis yang dikumpulkan oleh perusahaan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024