Jakarta, FORTUNE - Emiten produsen kelapa sawit, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatat produksi Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah pada 2022 sebesar 640 ribu ton. Jumlah tersebut naik 17 persen dibandingkan produksi CPO pada 2021.
Menurut manajemen perseroan, peningkatan ini menunjukkan kembalinya pola produksi normal sejak semester kedua 2022, setelah dua tahun berturut-turut mengalami penurunan akibat dampak lanjutan El-Nino.
Pada 2022, perseroan mencatat total produksi Tandan Buah Segar (TBS) DSNG mencapai 2,2 juta ton, naik 14 persen dibandingkan 2021, dengan yield kebun inti yang mencapai 22 ton per hektar.
Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo, mengungkapkan produktivitas kebun DSNG saat ini sudah menunjukkan gejala pemulihan, yang ditandai dengan peningkatan produksi TBS sejak semester kedua 2022.
“Sepanjang 2022, produksi TBS kami terus menunjukkan tren peningkatan dengan produksi tertinggi dicapai pada kuartal keempat. Kami optimistis produksi 2023 juga akan lebih baik dibandingkan tahun 2022,” katanya dikutip dari keterbukaan informasi, Senin (30/1).
Meskipun demikian, DSNG tetap mengantisipasi kemungkinan dampak curah hujan yang tinggi di tahun 2023 yang dapat berpengaruh pada tingkat ekstraksi maupun level Free Fatty Acid (FFA). Sepanjang tahun lalu, OER kebun DSNG 22,76 persen, dengan tingkat FFA di atas 3 persen akibat tingginya curah hujan yang menghambat proses transportasi TBS dan CPO.
Kenaikan penjualan CPO
Selain kenaikan produksi, DSNG mencatat kenaikan volume penjualan CPO sebesar 17 persen menjadi 640 ribu ton. Harga rata-rata penjualan CPO DSNG juga terdongkrak 21 persen menjadi Rp 11,2 juta per ton, dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 9,2 juta per ton, akibat berkurangnya persediaan minyak nabati global.
DSNG juga mencatat kenaikan volume penjualan Palm Kernel Oil (PKO) tahun lalu sebesar 26 persen menjadi 39 ribu ton, dengan kenaikan harga rata-rata 6 persen menjadi Rp 17,5 juta per ton dibandingkan tahun sebelumnya, Rp 16,5 juta per ton.
“Dengan kenaikan volume penjualan dan harga rata-rata, baik CPO maupun PKO tersebut, kami optimistis kinerja finansial pada 2022 akan meningkat dibandingkan 2021, mengingat segmen kelapa sawit memberikan kontribusi sekitar 80 persen dari total pendapatan DSNG,” katanya.
Ekspansi pabrik kelapa sawit 2023
Adapun, tahun ini DSNG akan membangun satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) baru di Kalimantan Barat, dengan kapasitas sebesar 30 ton TBS per jam.
Pembangunan PKS ini akan dimulai pada kuartal II 2023 dan diperkirakan akan siap beroperasi pada 2025. Apabila PKS tersebut sudah beroperasi secara penuh, maka dengan tambahan PKS baru tersebut, DSNG akan memilliki 15 PKS dengan total produksi mencapai 705 ton per jam pada akhir 2025.
Sementara itu, pada segmen usaha produk kayu DSNG juga mencatat kinerja yang baik pada 2022, khususnya produk panel. Volume penjualan panel perseroan meningkat 6 persen pada tahun lalay dengan harga jual ratarata melonjak 21 persen menyusul adanya peningkatan permintaan dari Jepang dan strategi mixed product untuk produk panel yang memiliki nilai tambah.
Sedangkan volume penjualan engineered flooring mengalami penurunan sebesar 2 persen menjadi 1.117 ribu meter persegi, seiring melambatnya perekonomian Kanada dan Amerika Serikat, namun harga jual rata-rata pada tahun lalu masih lebih tinggi 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.