Jakarta, FORTUNE - Emiten pertambangan, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan volume penjualan emas sebanyak 15.969 kilogram atau 513.415 troy oz sepanjang enam bulan pertama 2024. Angka penjualan ini meningkat 18 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 13.508 kg.
Secara kuartalan, pada kuartal II 2024, BUMN pertambangan ini membukukan volume penjualan emas sebanyak 8.857 kg, naik 25 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 7.112 kg. "Pada 2024, Antam akan fokus memperkuat posisi dan meningkatkan pangsa pasar dengan mengembangkan pangsa pasar logam mulia di dalam negeri," kata manajemen dalam keterangan tertulis, Kamis (18/7).
Dari sisi produksi, pada periode semester I 2024, ANTM mencatat total volume produksi emas dari tambang perusahaan sebanyak 439 kg, lebih rendah dari periode sebelumnya 594 kg.
Manajemen Antam mengatakan berupaya menjaga volume produksi dan penjualan pada tingkat optimal guna memenuhi rencana kerja 2024. Kendati demikian, pada semester I 2024 perusahaan masih dihadapkan pada tantangan perizinan, kondisi geopolitik-ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas.
"Guna meningkatkan daya saing produk komoditas utama, Antam terus melakukan inovasi untuk meningkatkan nilai tambah produk, serta mengimplementasikan kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien," kata manajemen.
Kegiatan eksplorasi
Saat ini, aktivitas eksplorasi Antam terfokus pada komoditas emas, nikel dan bauksit. Total biaya eksplorasi preliminary unaudited yang dikeluarkan perseroan hingga semester I 2024 sebesar Rp49,63 miliar.
"Sebagai bagian upaya peningkatan portofolio cadangan sumber daya emas, Antam tengah focus melakukan pencarian sumber emas tambahan baik di lokasi IUP aktif maupun di area prospek baru lainnya," ujar manajemen.
Kegiatan eksplorasi Emas Antam saat ini dilakukan di pongkor, Jawa Barat yang berfokus pada kegiatan pengeboran, in mine drilling (underground) dan deep drilling (surface). Sementara eksplorasi nikell dilakukan di Pomalaa, Sulawesi Tenggara sera bauksit di wilayah Tayan, Kalimantan Barat.
"Volume produksi bauksit pada semester I 2024 tercatat 543 ribu wmt ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik alumina," katanya.