Jakarta, FORTUNE - Perusahaan perdagangan global, Cargill berencana memangkas sekitar 5 persen staf atau sekitar 8.000 pekerjanya di seluruh dunia, setelah pendapatan perusahaan merosot tajam pada tahun fiskal dan harga Komoditas tanaman Pangan mencapai titik terendah dalam beberapa tahun.
Alhasil, Cargill berada di bawah tekanan katika harga tanaman pangan yang mereka perdagangkan, seperti gandum, jagung, dan kedelai, terjun ke titik terendah dalam hampir empat tahun dan margin pemrosesan tanaman pangan yang mengalami penyusutan.
Sebagian besar pengurangan pekerja Cargill akan dilakukan tahun ini, menurut Presiden dan CEO Cargill, Brian Sikes, dalam sebuah memo dilansir dari Reuters, Selasa (3/12)/
"Mereka akan fokus pada perampingan struktur organisasi kami dengan menghilangkan lapisan, memperluas ruang lingkup dan tanggung jawab manajer kami, dan mengurangi duplikasi pekerjaan," kata Sikes dalam memo tersebut.
Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari perubahan strategi di perusahaan yang telah berusia hampir 160 tahun. "Sayangnya, itu berarti mengurangi tenaga kerja global kami sekitar 5 persen," kata Sikes.
Kinerja Keuangan
Cargill yang berkantor pusat di Minnesota memiliki lebih dari 160.000 karyawan. Artinya, dengan pengurangan 5 persen akan berdampak pada sekitar 8.000 pekerja.
Sebagai perusahaan non-listed, Cargill melaporkan pendapatan sebesar US$160 miliar pada tahun fiskal 2024 yang berakhir pada Mei, turun dari rekor pendapatan US$177 miliar pada tahun sebelumnya.
Cargill tidak merilis laporan laba triwulanan, tetapi dalam memo yang dilihat oleh Reuters pada Agustus, kurang dari sepertiga bisnisnya memenuhi target laba mereka pada tahun fiskal lalu.
"Dampak pada operasi dan tim garis depan kami akan dijaga seminimal mungkin saat kami memberdayakan mereka untuk terus memberikan layanan kepada pelanggan," kata Sikes dalam memo.
Kebijakan ini ditempuh setelah Cargill mengatakan dalam memo pada Agustus bahwa perusahaan akan menjalani perubahan struktural setelah gagal mencapai target pendapatan internal, dengan cara merampingkan operasi menjadi tiga unit dari lima sebagai bagian dari strategi 2030, tulis laporan Reuters Agustus lalu.