Skandal Keselamatan dan Recall di AS Ganggu Produksi Toyota Global

Produksi Toyota global turun 12,6% pada Agustus  2024.

Skandal Keselamatan dan Recall di AS Ganggu Produksi Toyota Global
ilustrasi toyota (unsplash.com/ Christina Telep)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Penjualan Toyota Motor secara global mengalami penurunan, mengikuti kondisi serupa di Jepang dan Cina mengakhiri pemulihan jangka pendek. Penurunan Produksi ini sebagian disebabkan oleh skandal domestik dan penarikan kembali (recall) yang terjadi di luar negeri.

Dikutip dari The Japan Times, produksi Toyota global, termasuk anak perusahaan Daihatsu Motor dan Hino Motors, pada Agustus turun sebesar 12,6 persen jika dibandingkan  tahun sebelumnya menjadi 808.023 unit.

Adapun, penjualan global turun 3,7 persen tahun ke tahun setelah sempat naik  0,7 persen pada Juli.

Penjualan Toyota turun lebih dari 9 persen di Jepang seiring dampak tertunda dari skandal regulasi belum lama ini yang melibatkan dugaan pemalsuan sertifikasi keselamatan kendaraan. Isu ini memaksa sejumlah produsen mobil terbesar di Jepang menangguhkan produksi untuk model yang terkena imbas.

Persaingan Mobil Cina

Mobil gas-listrik hibridanya kembali populer karena permintaan kendaraan listrik melandai, tetapi kemerosotan global dalam penjualan mobil baru dan persaingan yang ketat di Tiongkok membebani produsen mobil terbesar di dunia itu.

Sementara model tertentu seperti minivan Granvia terbukti populer di Tiongkok, menyebabkan penjualan Toyota di negara itu turun 13,5 persen menjadi 152.065 unit pada Agustus. Dengan perang harga yang sedang berlangsung dengan perusahaan seperti BYD yang mengancam akan semakin menekan pangsa pasarnya.

Penurunan permintaan EV telah menyebabkan beberapa produsen mobil terbesar di dunia mengurangi rencana produksi maupun penjualan kendaraan elektrifikasi. Bulan lalu, laporan Nikkei mengatakan Toyota telah memangkas target penjualan tahunan pada 2026 dari 1,5 juta kendaraan listrik bertenaga baterai menjadi 1 juta.

Toyota menjual 12.682 kendaraan listrik bertenaga baterai pada Agustus. DI bulan yang sama, perusahaan menjual 336.848 kendaraan hibrida, meningkat 22 persen dari tahun lalu.

Penerimaan kendaraan listrik lebih lambat di Jepang dibandingkan di pasar utama lainnya karena dominasi kendaraan hibrida dan mobil bertenaga gas.

Awal pekan ini, Toyota memperluas ukuran pembelian kembali sahamnya menjadi 1,2 triliun yen, menambahkan 200 miliar yen, ke rencana pembelian kembali saham yang diumumkan pada  Mei.

Toyota mencatat laba operasi pada kuartal II 2024 sebesar 1,31 triliun yen atau 17 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Varian hibridanya berjalan baik di Amerika Utara dan yen yang lemah membantunya meraup pendapatan dari luar negeri.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

Wamenkeu II: Kelas Menengah Turun Bukan Karena Kebijakan Pemerintah
10 Perusahaan Startup Indonesia yang Sedang Berkembang versi LinkedIn
Tampak Ada Aksi Jual, Waspada IHSG Lanjut Tertekan
UOB Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,3% di 2025, Ini Penopangnya
Jadwal Pembagian Dividen Emiten Alat Berat, Hexindo (HEXA)
Anggaran IKN Rp15 Triliun pada 2025, Prabowo Akan Fokus Tarik Investor