28 Komoditas Ini Bisa Tarik Investasi hingga US$618,1 Miliar

Sektor hilirisasi berasal dari mineral hingga rumput laut.

28 Komoditas Ini Bisa Tarik Investasi hingga US$618,1 Miliar
Ilustrasi investasi low risk (Unsplash/@precondo)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan peta jalan hilirisasi telah dimatangkan.
  • 28 komoditas termasuk mineral, batu bara, dan rumput laut diharapkan dapat dikelola secara optimal untuk mencapai target investasi dalam lima tahun ke depan.

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah memproyeksi dapat menarik Investasi ke Indonesia hingga sebesar US$618,1 miliar melalui Hilirisasi 28 komoditas unggulan hingga 2040.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Edy Junaedi, menyatakan peta jalan hilirisasi tersebut telah dimatangkan.

"Bila ini bisa kita kelola dengan baik, ini potensinya Rp9.000 triliun dari hilirisasi, dan lima tahun ke depan bisa menjadi kontributor utama," kata Edy dalam diskusi bertajuk "Menggali Sektor Kunci Investasi Berkelanjutan di Indonesia", Senin (18/11).

Edy menjelaskan bahwa 28 komoditas tersebut mencakup sektor-sektor seperti mineral, batu bara, hingga rumput laut, yang memiliki potensi besar untuk dikelola secara optimal. Pemerintah mengharapkan investasi hilirisasi tersebut dapat tercapai setidaknya 50 persen dari target lima tahun ke depan.

“Kontribusi hilirisasi terhadap realisasi investasi saat ini baru sekitar 20 persen—22 persen dari Rp272,91 triliun. Sektor mineral, pertanian, kehutanan, migas, dan ekosistem kendaraan listrik (EV) menjadi kontributor utama, meskipun ekosistem EV masih relatif kecil,” ujarnya.

Proyek prioritas hilirisasi

BKPM telah memetakan sejumlah proyek andalan demi mendukung investasi hilirisasi, termasuk pengembangan smelter, industri hijau, pertanian, dan ekosistem hijau. Industri pengolahan mineral logam atau smelter tetap menjadi tulang punggung dalam rencana ini.

“Kami di Kementerian Investasi memiliki beberapa proyek dalam daftar, mulai dari smelter hingga ekosistem hijau. Ini merupakan potensi besar yang diharapkan dapat diwujudkan,” kata Edy.

Meski sektor seperti pertambangan, transportasi, dan perumahan masih mendominasi investasi, pemerintah juga berupaya mendorong sektor lain, termasuk horeka (hotel, restoran, katering), yang sejak 2020 tidak lagi masuk dalam sepuluh besar sektor investasi terbesar.

Edy optimistis bahwa dengan akselerasi hilirisasi, Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi tahunan hingga 8 persen pada 2027.

“Konsumsi, belanja, ekspor-impor adalah mesin utama pertumbuhan ekonomi, sementara investasi berkontribusi sekitar 15 persen. Dengan simulasi yang ada, sangat mungkin investasi menjadi mesin utama pertumbuhan,” ujarnya.

Melalui target ambisius ini, pemerintah berharap hilirisasi 28 komoditas unggulan tidak hanya menarik investasi besar, tetapi juga mempercepat transformasi ekonomi Indonesia menuju keberlanjutan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
7 Kota Suhu Terdingin di Indonesia, Capai 9 Derajat Celcius!
7 Rekomendasi Merek CCTV Outdoor Terbaik yang Bagus
Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 18 November 2024
Siapa Pemilik Aqua? Pelopor Minuman dalam Kemasan
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 18 November 2024