5 Bisnis Arsjad Rasjid yang Ditunjuk Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar

Arsjad merupakan seorang pebisnis terkemuka.

5 Bisnis Arsjad Rasjid yang Ditunjuk Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar
Ketua Umum KADIN INdonesia, Arsjad Rasjid. (dok. KADIN)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid terpilih sebagai Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Keputusan itu diumumkan usai rapat para pimpinan partai politik pendukung Ganjar di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP), Senin (4/9).

Arsjad merupakan pengusaha dan pebisnis terkemuka Indonesia. Dia saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk, perusahaan yang mayoritas portofolionya batu bara. Di sana, dia pernah menjabat sebagai Group CEO pada 2005–2013, dan Wakil Presiden Direktur/Group CFO pada 2013–2016.

Di bawah kepemimpinan Arsjad, Indika Energy terus mengembangkan dan mengelola portofolio bisnis yang luas dan beragam, mencakup sektor energi, logistik, infrastruktur, mineral, dan bisnis hijau. Lantas apa saja bisnis yang dijalankan olehnya?

Konstruksi dan manajemen proyek untuk industri migas

Laman resmi Indika Energy menginformasikan bahwa Arsjad juga menjabat Presiden Komisaris PT Tripatra Engineers & Constructors dan PT Tripatra Engineering sejak April 2021.

Tripatra adalah perusahaan engineering, procurement, and construction (EPC), manajemen proyek, dan operation & maintenance (O&M) terintegrasi.

Berdiri sejak 1973, perusahaa ini memberikan layanan untuk sektor energi, minyak dan gas, petrokimia, infrastruktur, serta telekomunikasi di Indonesia sampai mancanegara.

Sebagai anak usaha dari Indika Energy, perusahaan itu telah berkontribusi signifikan dengan mayoritas 88 persen proyek EPC dibandingkan dengan anak perusahaan lainnya.

Pertambangan emas

Di luar batu bara, Indika Energy berusaha mendiversifikasi usaha pertambangan kepada tambang emas Awak Mas di Sulawesi Selatan.

Proyek emas Awak Mas memiliki potensi sumber daya 2,0 juta ons emas dan potensi cadangan 1,1 juta ons emas. Kontrak karya pada kawasan ini dimiliki oleh Nusantara Resources Limited.

Total kepemilikan Indika Energy langsung dan tidak langsung pada Nusantara mencapai 27,8 persen.

Motor listrik

Pada tahap awal, Indika Energy telah merilis kendaraan listrik roda dua bernama ALVA.

Melalui perusahaan patungannnya dengan Alpha JWC Ventures, dan Horizons Ventures, Ilectra Motor Group (IMG) mengembangkan motor listrik dan ekosistemnya. 

Indonesia dinilai sebagai pasar potensial untuk kendaraan roda dua listrik (E2W), terlihat dari tingkat penetrasinya akan kepemilikan kendaraan roda dua tertinggi di dunia. Negeri ini merupakan pasar terbesar ketiga untuk kendaraan roda dua secara umum dengan 6 juta sepeda motor terjual setiap tahun.

Pasar E2W diproyeksikan akan tumbuh dengan pesat dibandingkan dengan motor konvensional karena harganya sebanding dengan biaya operasional E2W yang lebih rendah. 

Energi baru terbarukan (EBT)

Pada 2021, Indika Energy bermitra dengan Fourth Partner Energy (4PEL) mendirikan Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). Perusahaan ini merupakan penyedia jasa pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

EMITS akan menyediakan platform solusi energi baru dan terbarukan (EBT) untuk sektor komersial dan industri di Indonesia.

Sedangkan Fourth Partner Energy adalah pengembang tenaga surya terkemuka dari India dan dimiliki oleh The Rise Fund, social impact fund terbesar dunia dengan total dana kelolaan US$5 miliar.
 

Kehutanan

Untuk sustainable development, Indika Energy mengembangkan usaha yang akan menjadi cadangan oksigen pada masa mendatang, yaitu regenerasi hutan.

Lewat anak usaha Indika Nature, perusahaan telah mengambil alih 170.000 hektare di wilayah Kalimantan Timur dan akan memperbaikinya supaya lebih baik lagi lewat proses replanting, pembangunan hortikultura, dan berbagai manfaat bisnis yang menambah nilai ekonomi.

Melalui Hutan Tanaman Industri (HTI), perusahaan berinvestasi pada hutan untuk menggunakan pohon dan melakukan penanaman kembali sehingga pada kemudian hari bisa dimanfaatkan lagi untuk membuat wood pellet atau pelet kayu untuk biomassa dan carbon offset.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

Daftar Saham Afiliasi Para Calon Menteri dalam Pemerintahan Prabowo
Ini Biaya dan Perbandingan Franchise Alfamart dan Indomaret
BI Masih Cermati Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
BI: Biaya Transaksi QRIS Gratis hingga Rp500 Ribu per 1 Desember 2024
Ini 3 Waktu Terbaik untuk Memulai Investasi Emas
Investor Asal Korsel dan Cina Bakal ke Indonesia Bawa Dana Jumbo