Jakarta, FORTUNE - Kementerian Perhubungan (KeMenhub) membuka peluang kolaborasi antara produsen pesawat Airbus dengan perusahaan nasional demi mengembangkan Industri Penerbangan di Indonesia.
Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat bertemu dengan President Airbus Commercial APAC Anand Stanley pada acara Singapore Airshow 2024, Selasa (20/2).
"Pemerintah telah menjalin kemitraan dan kolaborasi yang erat dengan Airbus. Oleh karena itu, dengan senang hati saya menegaskan bahwa kita terbuka dengan penjajakan kolaborasi dari Airbus dengan berbagai perusahaan penerbangan nasional di Indonesia," kata Budi dalam keterangan pers yang dikutip Rabu (21/2).
Dia mengatakan kolaborasi nantinya bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti dalam hal pembuatan suku cadang pesawat dan berbagai perlengkapan pendukung penerbangan lainnya.
Dia berharap kerja sama antara Airbus dengan perusahaan-perusahaan nasional bisa semakin diperluas.
Kerjasama Airbus dan Perusahaan Indonesia
Kerja sama antara Indonesia dengan Airbus telah dimulai sejak 1976.
Terbaru, Airbus bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk memproduksi komponen aerostruktur helikopter.
Airbus juga berencana untuk menambah jumlah pesawatnya yang beroperasi di maskapai penerbangan Indonesia, baik itu pesawat kecil (narrow body), maupun pesawat besar (wide body).
Hal ini dilakukan melihat tingginya permintaan penerbangan di Indonesia.
Apalagi, pemerintah saat ini telah membuka berbagai bandara besar baru dengan landasan pacu (runway) 3.000 m, seperti Bandara Kertajati dan Bandara Dhoho Kediri.
"Pemerintah akan mendukung peningkatan jumlah pesawat melalui maskapai yang telah ada saat ini ataupun melalui maskapai-maskapai baru melalui kerja sama Indonesia dengan maskapai asing. Kami terbuka dengan kehadiran Airbus di maskapai Indonesia," kata dia.
Selain itu, Budi juga berharap kerja sama dapat dilakukan dalam bidang sumber daya manusia (SDM), yakni peningkatan kapasitas SDM penerbangan di Indonesia melalui pelatihan-pelatihan praktisi industri aviasi.
Tren peningkatan pesawat berbadan lebar
Sementara itu, Head of Freighter Marketing Airbus, Crawford Hamilton, mengatakan bahwa kawasan Asia-Pasifik menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan aktivitas perdagangan. Hal ini pun turut meningkatkan industri penerbangan.
Dalam 20 tahun mendatang, Airbus memperkirakan akan ada permintaan untuk sekitar 400 pesawat berbadan lebar di kawasan ini.
“Jumlah ini mewakili lebih dari 25 persen permintaan global untuk 1.490 pesawat kargo berbadan lebar pada segmen di atas 40 ton,” ujarnya.
Untuk menyasar segmen pesawat berbadan lebar, Airbus telah menyiapkan A350F yang baru.
Pesawat ini dapat terbang hingga 4.700 mil laut / 8.700 kilometer dengan biaya yang jauh lebih hemat daripada pesawat kargo lainnya yang tersedia saat ini.
A350F dapat mengangkut muatan hingga 111 ton dan pintu kargonya di dek utama adalah yang paling besar, hingga 15 persen lebih lebar jika dibandingkan dengan kompetitor.
Dengan pintu kargo yang leluasa ini, A350F dapat menangani transportasi mesin-mesin berukuran besar.
Kemudian, lebih dari 70 persen badan pesawat ini terbuat dari material canggih, yang membuat bobot lepas landas A350F 46 ton lebih ringan dibandingkan dengan pesawat sejenis.