Atasi Chip Semikonduktor Langka, Jerman Siap Investasi di Indonesia

Indonesia jadi pasar yang besar bagi produk elektronika.

Atasi Chip Semikonduktor Langka, Jerman Siap Investasi di Indonesia
Ilustrasi chip dibutuhkan untuk penambangan kripto/Pixabay
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya memenuhi permintaan semikonduktor melalui pertemuan kenegaraan Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier.

Melalui pertemuan ini, Indonesia dan Jerman sepakat untuk meningkatkan investasi di bidang industri berteknologi tinggi dan membuka peluang untuk mengembangkan pabrik semikonduktor di Indonesia agar industri tersebut dapat berperan dalam rantai pasok chip global.

"Kami melihat, permintaan semikonduktor yang meningkat ini merupakan peluang investasi yang strategis. Indonesia perlu merebut peluang tersebut," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan resmi, Minggu (19/6).

PT Infineon Technologies Batam telah berkomitmen dalam investasi EUR35,37 juta atau Rp569,3 miliar untuk meningkatkan kapasitas 65 juta keping per minggu pada 2025, dan akan bertambah menjadi EUR83,57 juta atau senilai Rp1,3 triliun untuk kapasitas 150 juta keping per minggu hingga 2030.

Perusahaan tersebut bergerak di bidang industri semikonduktor dan telah berinvestasi di Indonesia sejak 1996. Kapasitas produksi PT Infineon Technologies Batam pada 2020 mencapai 15 juta keping per minggu dan meningkat menjadi 22 juta keping per minggu pada 2021.

Banyak industri butuh chip

Dia melanjutkan, Indonesia merupakan pasar yang besar bagi produk elektronika dan karenanya memacu pertumbuhan industri semikonduktor. Langkah tersebut diyakini akan memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri sehingga bisa lebih memiliki daya saing.

Selain itu, adanya perkembangan perangkat telekomunikasi dan otomotif khususnya kendaraan listrik (EV), serta digitalisasi di banyak sektor, juga semakin membuka kesempatan bagi industri semikonduktor.

Agus optimistis pengembangan industri semikonduktor di Tanah Air dapat diakselerasi, misalnya dengan bergabung ke dalam ekosistem industri semikonduktor dunia dan memasuki rantai pasok chip global. Hal ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan negara pemain chip global yang salah satunya adalah Jerman.

Infineon merupakan perusahaan keempat di Indonesia yang ditetapkan sebagai National Lighthouse Industri 4.0, menyusul PT. Akebono Brake Astra Indonesia, PT. Pupuk Kalimantan Timur, serta PT. Indolakto-Purwosari.

Realisasi investasi Indonesia-Jerman

Ilustrasi pabrik industri. Shutterstock/industryviews

National Lighthouse Industri 4.0 menjadi contoh dalam transformasi digital dan penerapan teknologi 4.0. Perusahaan-perusahaan ini dianggap layak menjadi teladan bagi pelaku industri di sektornya serta dapat menjadi mitra dialog pemerintah dalam implementasi Industri 4.0 di Indonesia.

Mengutip data Kementerian Investasi/BKPM, nilai transaksi dagang antara Indonesia dan Jerman pada 2021 mencapai US$6 miliar. Dalam kurun 2017-2021, investasi langsung dari Jerman ke Indonesia mencapai US$1 miliar.

Pada kuartal I-2022, investasi Jerman ke Indonesia berada di peringkat 12 dengan nilai US$98,4 juta. Tahun ini, investasi dari negara tersebut ditargetkan mencapai US$248 juta.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil