Jakarta, FORTUNE - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, menerima kunjungan perwakilan Boeing di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kamis (23/1).
Dalam pertemuan tersebut, pemerintah mendorong Boeing memperluas kolaborasi dengan Indonesia, termasuk melalui pembangunan pabrik komponen pesawat di Tanah Air.
Faisol menyoroti potensi besar industri dirgantara di Indonesia, mengingat statusnya sebagai negara kepulauan. Menurutnya, pengembangan sektor ini dapat menjadi solusi atas tantangan konektivitas dan rantai pasok (supply chain).
Salah satu fokus utama pemerintah adalah peningkatan kapabilitas industri maintenance, repair, and overhaul (MRO) pesawat terbang di Indonesia.
“Indonesia memiliki GMF AeroAsia dan Batam Aero Technic yang bisa menjadi pusat ekosistem MRO. Namun, mereka membutuhkan dukungan lebih, salah satunya melalui lisensi dari Boeing,” ujar Faisol dalam keterangannya dikutip Jumat (24/1).
Faisol juga mendorong Boeing membangun pusat pelatihan penerbangan di Indonesia, seperti yang telah dilakukan perusahaan tersebut di India. Kawasan industri di Batam dan Bintan dianggap lokasi strategis untuk inisiatif ini.
Saat ini, sebagian besar perawatan pesawat komersial Indonesia masih dilakukan di luar negeri. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan produksi komponen di dalam negeri. Faisol berharap kerja sama antara Kemenperin dan Boeing dapat mempercepat pengembangan industri MRO domestik, termasuk melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk transfer pengetahuan, pelatihan tenaga kerja, dan asistensi teknis.
“Kami berharap Boeing bisa membantu meningkatkan kualitas komponen dan sumber daya manusia di sektor MRO. Bahkan, akan lebih baik jika produksi komponen dapat dilakukan di Indonesia dengan melibatkan industri dalam negeri,” katanya.
Upaya menekan emisi karbon
Pada kesempatan sama, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Setia Diarta, menggarisbawahi pentingnya dukungan Boeing dalam upaya transisi menuju bahan bakar ramah lingkungan. Pemerintah berkomitmen menurunkan emisi karbon pada sektor penerbangan, salah satunya melalui penggunaan bahan bakar berbasis energi hijau (green energy).
“Ini tantangan besar, dan kami berharap Boeing dapat mendukung percepatan transisi ini,” kata Setia.
President of Boeing Southeast Asia, Penny Burtt, mengungkap komitmen perusahaan memperluas kolaborasi pada sektor penerbangan komersial. Dengan pengalaman selama 75 tahun di Indonesia, Boeing melihat potensi besar negara ini dalam mengembangkan Industri Penerbangan berkelanjutan.
“Kami berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dengan perusahaan Indonesia dalam meningkatkan kapabilitas mereka, sehingga mampu menjadi penyedia komponen Boeing secara global,” kata Penny.
Pertemuan ini menjadi langkah awal mempererat kemitraan strategis antara Boeing dan Indonesia. Dengan adanya dukungan Boeing, Indonesia diharapkan dapat memperkuat posisi sebagai pemain utama dalam industri dirgantara di kawasan.