Boeing Pertimbangkan PHK Sementara untuk Hemat Kas Perusahaan

Kinerjanya memburuk dan mendapat tekanan dari karyawan.

Boeing Pertimbangkan PHK Sementara untuk Hemat Kas Perusahaan
Shutterstock/BlueBarronPhoto
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Boeing menghentikan perekrutan dan perjalanan bisnis untuk hemat biaya selama pemogokan pekerja.
  • Chief Financial Officer Boeing, Brian West, menjabarkan 10 langkah penghematan, termasuk pembekuan perekrutan dan penundaan kenaikan gaji.

Jakarta, FORTUNE - Raksasa dirgantara Amerika Serikat, Boeing, berencana menghentikan sementara perekrutan tenaga kerja serta mempertimbangkan opsi pemutusan hubungan kerja (PHK) sementara untuk menghemat biaya operasional di tengah aksi pemogokan para pekerjanya.

Perusahaan memandang perlu langkah-langkah tersebut, termasuk pengurangan anggaran untuk pemasok, menyusul adanya tantangan besar pada bisnisnya.

Menurut laman Fortune, Selasa (17/9), Chief Financial Officer, Brian West, menjelaskan dalam memo kepada karyawan tentang 10 langkah penghematan yang akan diambil Boeing, yang di antaranya adalah pembekuan perekrutan, penundaan kenaikan gaji untuk manajer dan eksekutif, serta penghentian semua perjalanan yang tidak mendesak.

“Kami juga mempertimbangkan langkah sulit berupa cuti sementara bagi banyak karyawan, manajer, dan eksekutif dalam beberapa pekan mendatang,” kata West.

Sekitar 33.000 pekerja yang tergabung dalam Asosiasi Pekerja Mesin dan Dirgantara Internasional memulai pemogokan pada Jumat pagi setelah menolak tawaran kenaikan gaji sebesar 25 persen dalam empat tahun.

Serikat pekerja sebelumnya menuntut kenaikan upah minimal 40 persen.

Perwakilan dari kedua pihak akan bertemu dengan mediator dari pemerintah federal pada Selasa untuk membahas kesepakatan baru.

Para pekerja menggelar aksi unjuk rasa di beberapa lokasi di Washington, Oregon, dan California.

Di pabrik Boeing di Everett, Washington, Nancie Browning, seorang spesialis manajemen material yang sudah bekerja di Boeing selama lebih dari 17 tahun, menyatakan bahwa tawaran terbaru perusahaan bahkan lebih buruk dari yang menyebabkan pemogokan dua bulan pada 2008.

Menurutnya, tanpa bonus tahunan, kenaikan yang ditawarkan hanya sekitar 9 persen, bukan 25 persen.

Karyawan Boeing alami kerugian

Bonus tahunan telah menjadi masalah utama bagi para pekerja, dengan nilai bonus yang berkisar antara US$3.000 hingga US$5.000 per tahun.

Boeing menyarankan agar bonus dihapus dan digantikan dengan kontribusi tahunan sebesar US$4.160 ke dalam rekening pensiun setiap karyawan. Namun, para pekerja kecewa karena Boeing sebelumnya telah menghapus program pensiun tradisional dan mengurangi manfaat perawatan kesehatan.

Jacob Bustad, seorang pekerja yang telah bersama Boeing selama 14 tahun, menyatakan keinginannya untuk memulihkan pensiun yang telah dihapus. Menurutnya, para pekerja terus mengalami kerugian sementara para eksekutif mendapatkan lebih banyak keuntungan.

Boeing telah mengalami kerugian lebih dari US$25 miliar sejak 2019, dan hanya pada kuartal kedua 2024 perusahaan merugi US$4,3 miliar. Pemogokan ini juga berpotensi menunda pengiriman pesawat baru, yang menjadi sumber pendapatan penting bagi perusahaan.

Stephanie Pope, kepala divisi pesawat komersial Boeing, menekankan bahwa perusahaan memiliki utang US$60 miliar dan menyebut tawaran kontrak terbaru sebagai yang terbaik yang pernah ditawarkan Boeing.

Tawaran tersebut didukung oleh presiden serikat pekerja setempat, namun para pekerja menolak rekomendasi pemimpin mereka, yang belum pernah terjadi sejak 1995.

Dalam memonya, West juga menyinggung tentang pengurangan layanan kelas satu dan bisnis untuk perjalanan bisnis penting serta penghentian penggunaan konsultan eksternal.

Selain itu, Boeing berencana untuk mengurangi pengeluaran pemasok secara signifikan, termasuk sebagian besar pesanan terkait model pesawat 737, 767, dan 777.

Setelah pemogokan dimulai, Moody's meninjau ulang peringkat kredit Boeing dengan kemungkinan penurunan, sementara Fitch menyatakan bahwa pemogokan yang berlangsung lebih dari dua pekan akan memperbesar peluang penurunan peringkat tersebut.

Kedua lembaga pemeringkat ini menilai utang Boeing hanya satu tingkat di atas status junk bond atau investasi berisiko tinggi.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

12 Tahun Dijual, Rumah Mewah Michael Jordan di Chicago Akhirnya Laku
Isak Tangis Sri Mulyani di Banggar DPR Usai Sepakati RUU APBN 2025
OnlyFans Cetak Rekor Pendapatan, Capai US$6,6 Miliar di 2023
Perbedaan Istana Garuda dan Istana Negara IKN, Jangan Keliru
Alibaba Pertahankan Kepemilikan 88 Miliar Saham GoTo hingga 5 Tahun
Bunga Acuan Turun, BI Proyeksikan Kredit Bank Tumbuh 12%