Jakarta, FORTUNE - Ford Motor Co. akan membayar denda hingga US$165 juta kepada pemerintah Amerika Serikat (AS) karena bergerak terlalu lambat dalam penarikan kembali produk atau recall, serta gagal memberikan informasi akurat.
Fortune melansir, Jumat (15/11), bahwa Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) dalam Departemen Perhubungan AS mengatakan denda perdata tersebut merupakan yang terbesar kedua dalam 54 tahun sejarahnya.
NHTSA mengatakan Ford terlalu lambat menarik kembali kendaraan karena mengalami kerusakan pada kamera belakang, dan gagal memberikan informasi lengkap kepada badan tersebut. Padahal hal ini diwajibkan oleh Undang-Undang Keselamatan Kendaraan Bermotor AS.
Ford menyetujui denda tersebut, yang mencakup pembayaran US$65 juta, dan pengeluaran US$45 juta untuk mematuhi hukum.
Kemudian, US$55 juta lainnya akan ditangguhkan. Artinya, total denda yang harus dibayaran perseroan mencapai US$165 juta.
Jumlah denda ini menjadi kedua yang tertinggi dalam sejarah AS, setelah ada kejadian kerusakan inflator airbag yang diproduksi oleh Takata.
“Penarikan produk yang tepat waktu dan akurat sangat penting untuk menjaga keselamatan semua orang di jalan raya,” kata Wakil Administrator NHTSA, Sophie Shulman.
Dengan ketiadaan itikad baik dari Ford untuk memprioritaskan keselamatan warga Amerik Serikat, NTSA merasa perlu meminta pertanggungjawaban berdasarkan hukum yang berlaku.
Ford bakal diawasi secara ketat
Atas keputusan tersebut, pihak ketiga secara independen akan mengawasi kewajiban kinerja penarikan kembali produsen mobil selama setidaknya tiga tahun, dan Ford harus bekerja sama dengan pengawas tersebut.
Ford juga harus meninjau semua penarikan kembali selama tiga tahun terakhir demi memastikan cukup banyak kendaraan yang telah ditarik, dan dapat mengajukan penarikan kembali jika diperlukan.
Perusahaan juga harus meninjau dan mengubah proses pengambilan keputusan penarikan kembali produknya, dan meningkatkan cara menganalisis data untuk menemukan cacat keselamatan pada kendaraannya.
Perusahaan juga harus berinvestasi pada teknologi sehingga dapat melacak komponen berdasarkan nomor identifikasi kendaraan.
Dengan adanya insiden tersebut, Ford akan menginvestasikan US$45 juta ke dalam analisis data tingkat lanjut, sistem dokumen baru, dan laboratorium pengujian baru.
"Kami menghargai kesempatan untuk menyelesaikan masalah ini dengan NHTSA dan tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan keselamatan," kata Ford dalam sebuah pernyataan.