Jakarta, FORTUNE – Perusahaan asal Taiwan, Hon Hai Precision Industry atau Foxconn, menyatakan minatnya untuk menanam investasi di Indonesia, terutama industri baterai dan kendaraan listrik.
Hal ini disampaikan oleh Chairman Foxconn Young Liu saat bertemu dengan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di Taipei, Taiwan pada Jumat, 22 Oktober 2021. Pertemuan tersebut sebagai tindak lanjut pertemuan sebelumnya secara virtual pada bulan Agustus lalu untuk membahas minat investasi industri baterai dan kendaraan listrik. Pertemuan juga dihadiri oleh CEO dan pendiri Gogoro Horace Luke yang saat ini telah bermitra dengan Foxconn.
“Kami sangat antusias. Indonesia adalah negara dengan potensi yang luar biasa. Saya yakin ke depan akan ada mobil listrik yang dibuat di Indonesia dengan desain sesuai minat masyarakat Indonesia. Kami akan segera menindaklanjuti pertemuan hari ini dengan diskusi dan survei teknis,” kata Liu dalam keterangan tertulisnya, Minggu (24/10).
Liu juga menyatakan komitmennya untuk melibatkan perusahaan lokal dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam investasi Foxconn. Hal ini sesuai dengan model bisnis Build, Operate, Localize (BOL) yang diterapkan oleh Foxconn sekarang. “Kami tidak hanya akan merakit, tetapi kami ingin membangun keseluruhan industri untuk Indonesia di Indonesia,” ucap Liu.
Khusus kerja sama mengenai untuk skuter listrik roda dua, Foxconn menggandeng Gogoro yang telah berpengalaman dalam mengembangkan skuter listrik. CEO Gogoro Horace Luke meyakini bahwa mobilitas menggunakan kendaraan listrik adalah sebuah hal yang tak terhindarkan dan akan terjadi di dekade ini. Gogoro selaku pionir dalam penyediaan infrastruktur sistem pertukaran baterai di Taiwan dan kendaraan listrik roda dua, akan turut bekerja sama dalam melengkapi rencana investasi Foxconn.
“Kami memulai di Taiwan dan melihat bahwa Indonesia adalah tempat yang tepat untuk kami mengembangkan skuter listrik. Pengisian energi untuk skuter listrik kami bukan menggunakan teknologi charging, melainkan pertukaran baterai (battery swap). Kami menilai ini sangat tepat untuk digunakan di Indonesia,” ujar Horace.
Industri kendaraan listrik jadi arah ekonomi Indonesia
Dalam kesempatan tersebut juga, Bahlil menyampaikan bahwa industri baterai listrik adalah salah satu wujud arah kebijakan Indonesia dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan. Menurutnya, Indonesia merupakan tempat yang tepat bagi investasi ekosistem baterai listrik karena memiliki keunggulan sumber daya alam sebagai bahan baku baterai listrik, infrastruktur yang semakin merata, serta adanya bonus demografi.
“Sesuai dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo, kami menanti kerja sama Foxconn di Indonesia karena sejalan dengan visi besar dalam melakukan transformasi ekonomi untuk menciptakan nilai tambah,” ucapnya.
Bahlil mengatakan, pembangunan industri baterai dari hulu ke hilir adalah pendekatan yang tepat. Pemerintah sangat berkomitmen untuk hal ini. Jadi pihaknya akan memastikan seluruh perizinan dan insentif melalui satu pintu, yaitu Kementerian Investasi. “Saya yang akan urus dan kawal sendiri,” ujar dia.
Lebih lanjut, Bahlil mengingatkan tentang kolaborasi bersama BUMN, pengusaha swasta nasional, dan Usaha Mikro Kecil Menengah di dalam seluruh rantai pasok Foxconn dan Gogoro. “Tentu Pemerintah Indonesia menilai kolaborasi adalah salah satu kunci utama dalam membangun dan mengembangkan industri baterai. Ini perlu dilakukan agar terjadi pemerataan dalam konteks yang saling menguntungkan,” tutur Bahlil.
Peta jalan kendaraan listrik Indonesia
Mobil listrik sendiri memang direncanakan untuk diperbanyak jumlahnya di Indonesia. Hal ini masuk ke dalam komitmen nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060, komitmen itu membuat Indonesia harus lebih banyak menggunakan energi baru terbarukan untuk mengurangi emisi.
Pada tahun 2030, rencananya akan ada 2 jutaan mobil dan 13 juta motor listrik yang wira-wiri di Indonesia. Kendaraan-kendaraan ini akan menggantikan kendaraan berbahan bakar fosil yang rencananya dihentikan penjualannya mulai dari tahun 2040. Tahapannya, motor bensin tidak boleh dijual pada 2040 dan mobil bensin di 2050.
Realisasi investasi Taiwan ke Indonesia
Berdasarkan data yang ada pada Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) asal Taiwan pada periode Semester I (Januari-Juni) 2021 tercatat sebesar US$213,5 miliar dan menempati peringkat ke-11 di antara negara lainnya. Investasi asal Taiwan tumbuh 91 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020. Sebaran lokasi investasi asal Taiwan juga tidak hanya terpusat di Jawa (47 persen), namun juga berimbang di luar Pulau Jawa (53 persen) untuk periode yang sama.