Jakarta, FORTUNE - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mencatatkan kinerja positif hingga Oktober 2022 dengan memperoleh laba bersih konsolidasi Rp5,06 triliun. Pencapaian itu naik 66 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Capaian laba bersih diperoleh dari peningkatan penjualan mencapai Rp 44,9 triliun, di atas pencapaian tahun lalu hingga 9,37 persen. Sementara, EBITDA per Oktober Rp12 triliun atau naik 17,5 persen ketimbang periode yang sama pada 2021.
“Dengan transformasi menyeluruh yang kita lakukan di sejumlah lini bisnis dan anak perusahaan, PTPN Group mampu menghasilkan kinerja yang menggembirakan,” kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, dalam keterangannya, Rabu (23/11).
PTPN Group berkomitmen untuk beroperasi dengan sebaik-baiknya serta menerapkan tata kelola berkelanjutan. Sebagai dasar, perseroan memiliki tiga pilar utama dan dua fondasi pendukung yang diimplementasikan dalam rencana aksi sejak 2021. Ini juga menjadi pedoman dalam mencapai target pencapaian kinerja operasional (produksi dan produktivitas) dan kinerja keuangan (laba, penjualan, EBITDA) serta penerapan keberlanjutan dan berdampak positif bagi ekosistem yang lebih luas.
Produksi TBS naik tipis
Hingga Oktober 2022, perseroan menghasilkan tandan buah segar (TBS) 10,58 ribu ton, atau meningkat hampir 2 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021.
Peningkatan operasional juga terjadi pada komoditas tebu. Dari 170,19 ribu hektare lahan, produksi tebu giling PTPN Group naik menjadi 12,76 juta ton, meningkat 18,81 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021.
Lantas, produksi gula mencapai 829 ribu ton atau 10,69 persen lebih tinggi dari 2021. Capaian produksi gula PTPN mencapai 680 ribu ton atau lebih besar 20,29 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Peningkatan produksi tebu nasional diharapkan akan beriringan dengan peningkatan produksi bioethanol berbasis tebu dalam rangka ketahanan energi, dan pelaksanaan energi bersih melalui penggunaan bahan bakar nabati (biofuel).
Sedangkan percepatan swasembada gula nasional memiliki sejumlah tujuan, yakni menjamin ketahanan pangan nasional, menjamin ketersediaan bahan baku dan bahan penolong industri, serta mendorong perbaikan kesejahteraan petani tebu.
Akuisisi kebun teh
Holding Perkebunan juga telah bersinergi dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) untuk mendukung pengembangan produk dan perluasan pangsa pasar teh dalam negeri. Sinergi dilakukan dengan PTPN IV, yang akan mengakuisisi perkebunan teh milik PT Mitra Kerinci, sebagai anak perusahaan Rajawali Nusantara Indonesia.
Setelah perjanjian jual beli aset bersyarat diteken, manajemen PTPN IV dan Mitra Kerinci harus tetap berkomitmen untuk menyelesaikan seluruh kondisi prasyarat, "termasuk persetujuan pemegang saham, penggunaan anggaran dan penyelesaian proses balik nama, serta perpanjangan HGU. Transaksi ini dilandasi semangat kekeluargaan, sehingga prosesnya relatif dapat diselesaikan lebih smooth." kata Ghani.