Jakarta, FORTUNE - Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia, Fransiscus Soerjopranoto, mengatakan ruang pertumbuhan untuk industri mobil listrik masih sangat besar. Dengan semakin banyaknya pemain mobil listrik pada 2024, dia yakin peningkatan permintaan mobil listrik akan mengikuti.
“Jika saat ini kontribusi pasar mobil listrik hampir sama dengan pasar sedan atau hatchback sebesar 2 persen, maka di tahun ini kami memprediksikan kontribusi mobil listrik akan mendekati 5 persen,” kata dia kepada Fortune Indonesia (23/1).
Sebagai catatan, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan total penjualan mobil listrik pada periode Januari–Desember 2023 mencapai 17.501 unit. Jumlah ini baru mencapai 1,7 persen dari total penjualan mobil ICE yang mencapai 1,005 juta unit.
Angka tersebut tumbuh dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Pada Januari–Desember 2022, total penjualan mobil listrik mencapai 10.327 unit.
Asumsi Hyundai diperkuat dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) No.79/2023 tentang percepatan mobil listrik, serta masuknya beberapa merek dari berbagai negara yang masuk ke Indonesia dengan pengenalan model-model baru.
Fransiscus mengatakan pihaknya berkomitmen mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan berinvestasi pada keseluruhan rantai pasok, mulai dari pabrik baterai, pabrik mobil, hingga produksi instrumen pengisian daya listrik.
Ekspor kendaraan listrik dan bangun pabrik baterai
Pihaknya ingin mendorong Indonesia menjadi hub mobil listrik di Asia Tenggara. Jadi, selain melayani kebutuhan domestik, Hyundai Indonesia bisa melayani ekspor.
“Selain pabrik mobil listrik, saat ini pembangunan pabrik baterai masih berlanjut setelah groundbreaking tahun lalu, dan diperkirakan akan dapat beroperasi penuh di semester 2 tahun ini,” ujarnya.
Hyundai sedang membangun dua pabrik baterai di Tanah Air, yaitu sel baterai dan pack di Karawang dan serta Cikarang, Jawa Barat.
Kedua pabrik itu bakal berkolaborasi memasok komponen baterai mobil listrik ke pabrik mobil Hyundai di Cikarang yang dikelola Hyundai Motor Manufacturing Indonesia.
Hyundai juga memproduksi mobil listrik Ioniq 5, model yang telah mendapatkan insentif pembebasan PPN ditanggung oleh pemerintah sebesar 10 persen karena telah memenuhi TKDN di atas 40 persen. Akibat dari insentif tersebut, Ioniq 5 menjadi model listrik terlaris pada 2023 dengan menggeser Wuling Air EV.
Sepanjang tahun lalu, Ioniq 5 berhasil menjual 7.482 unit, sedangkan Air EV 5.575 unit.
Kendati mencatatkan penjualan positif untuk model tersebut, Fransiscus mengatakan perusahaannya belum berniat merakit Ioniq 6—yang masih harus didatangkan utuh dari Korea Selatan—di Indonesia.
“Kami belum berencana untuk mengubah skema yang ada,” ujarnya.