Jakarta, FORTUNE - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) targetkan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah beroperasi pada akhir 2024.
Proyek ini telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (psn) pada Desember 2023.
Corporate Secretary Inalum, Mahyaruddin Ende, berharap semua berjalan sesuai rencana dan mendapatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan agar hilirisasi bauksit-aluminium bisa terwujud.
“Inalum optimistis SGAR Mempawah bisa beroperasi antara semester II 2024 dan mencapai kapasitas produksi penuh (full capacity) pada 2025,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat (16/2).
Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, Kalimantan Barat, merupakan inisiatif strategis yang dikelola oleh Inalum dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melalui PT Borneo Alumina Indonesia (BAI). Saat ini, pembangunan pabrik tersebut telah mencapai tahap lebih dari 80 persen.
Meningkatkan pengolahan bauksit menjadi alumina
Proyek ini bertujuan untuk menyatukan rantai pasok antara sumber bijih bauksit di Kalimantan Barat dengan fasilitas peleburan aluminium. Setelah beroperasi, pabrik ini direncanakan dapat menghasilkan 1 juta ton alumina per tahun dengan memanfaatkan sekitar 3,3 juta ton bijih bauksit sebagai bahan baku setiap tahunnya.
Investasi total untuk proyek yang terbagi dalam dua fase ini diperkirakan mencapai sekitar US$1,7 miliar.
Dengan adanya pabrik ini, proses pengolahan bauksit menjadi alumina dapat dilakukan di dalam negeri, mengurangi biaya operasional yang biasanya terjadi saat mengirim bahan baku ke luar negeri.
Alumina merupakan bahan pokok dalam produksi berbagai macam produk aluminium, seperti alloy, bollet, batangan, keramik, dan produk konsumen lainnya.
Proyek ini juga diharapkan dapat memberikan peluang kerja bagi lebih dari 1.000 orang.
Selain mengembangkan pabrik pengolahan alumina di Mempawah, Inalum juga sedang melakukan berbagai aksi korporasi lainnya, termasuk proyek peningkatan teknologi tungku reduksi pada 2023, optimalisasi smelter Kuala Tanjung untuk meningkatkan kapasitas produksi pada 2024-2025, dan proyek diversifikasi aluminium remelt IAA.