Industri Manufaktur Cina Terus Melemah Hingga Desember 2023

Cina masih dihantui sentimen negatif untuk menuju pemulihan.

Industri Manufaktur Cina Terus Melemah Hingga Desember 2023
Layar raksasa menampilkan cuplikan berita Presiden Cina Xi Jinping menyampaikan pidato pada Malam Tahun Baru di sebuah pusat perbelanjaan di Beijing, Cina, Jumat (31/12/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Florence Lo/aww/sa.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Aktivitas manufaktur Cina menyusut selama tiga bulan berturut-turut hingga Desember 2023. Pelemahan di luar ekspektasi ini bakal menjauhkan negeri tersebut dari prediksi Pemulihan Ekonomi domestiknya.

Reuters, Selasa (2/1), mewartakan bahwa pemerintah Cina sebetulnya dalam beberapa bulan terakhir telah merilis serangkaian stimulus untuk menopang pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Namun, perekonomian malah cenderung melemah karena ditekan oleh sentimen negatif, seperti kemerosotan sektor properti, risiko utang pemerintah daerah, dan menurunnya permintaan global.

Negara dengan ekonomi terbesar kedua ini gagal untuk meraih momentumnya demi mencapai pemulihan.

Berdasarkan pada survei industri Minggu (31/12), Purchasing Manager’s Index (PMI) Cina pada Desember 2023 mencapai level 49,0. Padahal pada bulan sebelumnya masih tercatat 49,4. Dengan raihan tersebut, sektor manufaktur Cina memang berada pada zona kontraksi.

Ekonom Hwabao Trust, Nie Wan, mengatakan pemerintah harus mengambil langkah untuk menekan perlambatan ini.

“Kita harus meningkatkan dukungan kebijakan. Jika tidak, tren perlambatan pertumbuhan akan terus berlanjut,” ujarnya.

Dia pun memprediksi bank sentral akan memangkas suku bunga acuannya dalam beberapa pekan mendatang.

“Penurunan harga sangat mempengaruhi keuntungan perusahaan dan selanjutnya mempengaruhi lapangan kerja dan pendapatan masyarakat,” katanya.

Menunggu kebijakan dari pemerintah Cina

Sebelumnya, Bank Sentral Cina mengatakan akan meningkatkan penyesuaian kebijakan untuk mendukung perekonomian dan mendorong pemulihan harga, di tengah tanda-tanda meningkatnya tekanan deflasi.

Pada awal bulan ini, para pemimpin Tiongkok memetakan arah perekonomian pada 2024, dan berjanji untuk mengambil lebih banyak langkah guna mendukung pemulihan tahun ini.

Lima bank pemerintah terbesar Cina telah menurunkan suku bunga sejumlah depositonya pada 22 Desember, yang merupakan putaran ketiga penurunan suku bunga tahun ini. Ini diharapkan dapat membantu bank sentral untuk bergerak menuju pelonggaran kebijakan moneter.

Pemerintah Cina, yang pada Oktober mengumumkan rencana untuk menerbitkan obligasi negara senilai 1 triliun yuan untuk mendanai proyek-proyek investasi, kemungkinan akan berfokus pada langkah-langkah fiskal yang terutama ditujukan untuk mendukung pertumbuhan pada 2024.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya