Jakarta, FORTUNE - PT Smoore Technology Indonesia (STI) membangun fasilitas produksi rokok elektrik (vape) di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Fasilitas yang dibangun pada lahan seluas 6 hektare ini merupakan pabrik ke-14 Smoore International, dengan rencana investasi senilai US$80 juta atau Rp1,12 triliun.
Presiden Direktur PT STI, Clayton Shen, menyebut dukungan pembebasan bea masuk atas impor mesin akan sangat membantu perusahaan. Dengan fasilitas tersebut, harapannya PT STI dapat segera berproduksi secara komersial sesuai dengan target yang direncanakan.
“Kami harap investasi ini dapat terealisasi dengan baik dan memberikan manfaat bagi banyak pihak, serta berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian nasional, khususnya bagi perekonomian di Kabupaten Malang melalui penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar,” ujar Clayton dalam keterangannya, Selasa (5/7).
Smoore International yang berpusat di Kota Shenzen, Cina, merupakan salah satu produsen rokok elektrik terbesar di dunia dengan pangsa pasar rokok elektrik global 18,9 persen.
Pabrik yang akan dibangun di Kabupaten Malang tersebut merupakan produsen alto pods pertama di Indonesia. Pabrik ini nantinya akan terdiri dari 16 lini produksi alto pods dengan teknologi canggih dan mampu memproduksi 7.200 unit setiap lini per jam dan perkiraan nilai produksi US$860 juta per tahun.
Libatkan UMKM
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, menyatakan investasi PT STI akan meningkatan perekonomian Kabupaten Malang dan sekitarnya. Bahlil juga mengingatkan kepada perusahaan untuk berkolaborasi dengan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah.
“Beri dukungan ke mereka. Investasi yang baik itu, yang besar mampu mengangkat yang kecil. Jadi, tolong, kita butuh kerja sama. Kita butuh kolaborasi. Kita butuh lapangan pekerjaan, tapi juga ruang untuk anak-anak daerah agar memanfaatkan secara maksimal untuk menjadi tuan di negeri sendiri,” kata Bahlil.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi pada triwulan I-2022 di provinsi Jawa Timur menempati peringkat ketiga untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yaitu Rp15,4 Triliun dan peringkat ketujuh untuk Penanaman Modal Asing (PMA) US$574,8 Juta