Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk menuju ekonomi hijau atau green economy. Demi menuju ke sana, menurutnya, harus menyusun strategi yang matang dari sekarang. Pasalnya, pada tahun 2030, para negara maju tak akan menerima lagi barang-barang yang diproduksi menggunakan energi kotor.
“Oleh sebab itu, nanti bulan depan kita akan memulai membangun green industrial park di Kalimantan Utara yang energinya dari green energy dari Sungai Kayan,” kata dia dalam sambutan kunci acara Kompas100 CEO Forum disiarkan secara virtual, Kamis (18/11).
Pemerintah telah menyiapkan lahan seluas 20.000 hingga 30.000 hektare di Kalimantan Utara. Nantinya kawasan industri hijau tersebut, menurut Jokowi, akan disokong oleh energi ramah lingkungan, terutama yang berasal dari tenaga air. Dia mengungkapkan, Indonesia mempunyai kurang lebih 4.400 sungai besar, dan sedang yang tersebar. Dari Sungai kayan, menurutnya, dapat menghasilkan tenaga listrik sekitar 11 ribu-13 ribu megawatt.
“Kita bicara baru satu sungai, Sungai Kayan. Sungai Mambramo itu bisa kira-kira bisa 24 ribu megawatt. Ini baru dua sungai. Kalau 4.440 sungai ini dilarikan ke hydro power, kita bisa bayangkan baru yang namanya hydro power,” ujarnya.
Selain akan disokong tenaga air, kawasan industri hijau juga nantinya akan didukung pembangkit panas bumi. Kemudian ada potensi energi baru terbarukan (EBT) lainnya yang dapat dimaksimalkan, seperti angin, dan arus bawah laut.
Sehingga, ia menekankan, hal ini harus terus dikembangkan agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Namun, Jokowi menyebut, Indonesi tak bisa mengembangkannya sendiri. Sebab, untuk mengembangkan itu semua membutuhkan dana investasi yang sangat besar.
Kendati demikian, ia tak menyebut secara rinci berapa total invetasi yang dibutuhkan untuk itu.“Kekuatan ini yang ingin kita siapkan dan nanti di bulan depan ini kita mulai lagi tadi green industrial park,” tuturnya.
Saat ini, pembangunan infrastruktur berupa jalan menuju lokasi sudah mulai dibangun oleh pemerintah daerah setempat. Namun, belum diungkap secara rinci fasilitas apa saja yang akan ada di kawasan industri hijau tersebut.
Kendati begitu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengklaim kawasan ini sudah mulai dilirik oleh para investor. Sebab, pemerintah juga sudah mulai menawarkan peluang investasi di kawasan tersebut. “Ini sudah ngantre, yang ngantre pengen masuk karena apa? energinya hijau,” ujarnya.
Strategi untuk turunkan emisi karbon
Jokowi mengatakan pembangunan kawasan industri hijau ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mengejar target penurunan emisi karbon sesuai komitmen perubahan iklim yang telah dinyatakan Indonesia melalui Perjanjian Paris. Dalam komitmennya, Indonesia ingin bisa menurunkan emisi karbon mencapai 29 persen di tanah air dengan kerja sendiri pada 2030.
Namun, bila mendapat dukungan dari internasional, target penurunan emisi karbon diharapkan bisa mencapai 40 persen pada 2030. Sementara pada 2060, targetnya emisi karbon telah mencapai nol persen di Indonesia.
Progres kawasan industri yang sudah dibangun Jokowi
Selama tujuh tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi, terdapat delapan kawasan industri baru di luar Jawa yang telah berhasil dibangun dan beroperasi. Jumlah ini belum termasuk empat kawasan industri yang sedang dalam tahap konstruksi dan dua kawasan industri lainnya yang masih tahap perencanaan.
Pada tahun 2020-2024, direncanakan pengembangan 19 kawasan industri prioritas, yaitu 9 di Pulau Sumatera, 6 di Pulau Kalimantan, 1 di Pulau Madura, 2 di Pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku, serta 1 di Pulau Papua. Kawasan industri tersebut antara lain berbasis industri agro, migas, logam, batubara, dan kedirgantaraan.