Jakarta, FORTUNE - Industri pertahanan negara yang tergabung dalam Defend ID saat ini sedang menggarap proyek alutsista senilai Rp48,7 triliun. Selain itu, holding BUMN pertahanan ini juga sedang menjajaki potensi proyek senilai Rp 15 triliun.
"Kontrak on-hand sekarang kita (Defend Id) sudah Rp 48,7 triliun. Tantangannya kini adalah mempercepat delivery produk dengan tepat waktu," ujar Direktur Utama Len, Bobby Rasyidin, dalam keterangan tertulis, Rabu (29/6).
Lima BUMN tersebut yakni PT Len Industri, PT Dahana, PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia.
Bobby juga mengatakan bahwa PT Len dan PT Dirgantara Indonesia kini telah selesai melakukan program restrukturisasi utang perbankan, diikuti PAL yang masih dalam proses. Defend ID juga akan melakukan restrukturisasi keuangan holding.
Deretan yang sedang dikerjakan
Dia melanjutkan, terdapat potensi kontrak yang sinergis dan beririsan antar anggota holding yang nilainya bisa mencapai Rp15,6 triliun.
Nilai tersebut meliputi motor listrik, kendaraan Anoa, ICCS Kavaleri, Radar GCI, prasarana perkeretaapian, refurbishment KRI Sigma & Bung Tomo, kapal LPD, Datalink TNI AU, drilling and blasting service, pengembangan sistem rudal nasional, roket R-Han 122B, reverse engineering rudal, dan lainnya.
Empat tim integrasi
Adapun kelima BUMN tersebut baru melaksanakan rapat koordinasi pertama yang dihadiri seluruh direksi, setelah diresmikan April 2022 lalu oleh Presiden Joko Widodo. Rapat kerja dilakukan untuk sinergi merealisasikan program strategis Defend ID yang dilakukan oleh empat tim integrasi.
Ada empat tim integrasi dalam holding BUMN pertahanan tersebut. Tim Integrasi 1 di bidang keuangan, manajemen risiko, SDM dan general function. Tim Integrasi 2 di bidang marketing dan kerja sama. Tim Integrasi 3 Operasi di bidang manufaktur & proses bisnis. Tim Integrasi 4 di bidang IT, teknologi, kualifikasi & sertifikasi SDM, supply chain.
Acara rakor dihadiri oleh Wakil Menteri Pertahanan M. Herindra. Menurutnya, sinergi ini penting untuk dilaksanakan karena, sesuai dengan arahan yang selalu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, kemandirian industri pertahanan yang kuat tidak bisa dibangun dengan tiba-tiba dan perlu segera disiapkan.
“Jangan menunda lagi dan jangan sampai terlena. Kita perlu belajar dari apa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Industri pertahanan merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung kekuatan pertahanan negara, terlebih dalam era modern seperti sekarang ini. Negara yang memiliki industri pertahanan yang maju akan mempunyai kemampuan dalam kekuatan pertahanannya,” ujarnya.
Agenda tersebut juga untuk berdiskusi bagaimana melakukan langkah konkret terhadap 8 program strategis Defend ID, antara lain meningkatkan EBITDA holding secara fundamental serta memperbaiki arus kas agar dapat mencapai target akhir tahun sesuai RKAP.