Jakarta, FORTUNE - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) merilis kinerja keuangan 2021 dan menunjukkan capaiannya dalam mencetak laba bersih Rp891,6 miliar.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim, mengatakan perseroan dalam dua tahun berturut-turut mampu mencatatkan laba dengan tren yang terus meningkat. Ini menjadi bukti bahwa perusahaan tersebut sukses melakukan restrukturisasi dan transformasi.
“Kami semakin yakin dengan masa depan Krakatau Steel,” ujar Silmy dalam siaran pers, Jumat (1/4).
Pada 2020, perusahaan pelat merah yang memproduksi baja tersebut membukukan kinerja positif dengan meraup laba bersih US$23,67 juta atau Rp339 miliar.
Perolehan tersebut mengakhiri kerugian yang dialami perusahaan selama delapan tahun berturut-turut. Pada 2019, perseroan masih rugi US$503,65 juta atau Rp7,21 triliun.
Dari sisi penjualan, kinerja Krakatau Steel pada 2021 meningkat 59 persen ketimbang tahun sebelumnya. Penjualan Krakatau Steel sepanjang tahun menembus Rp30,9 triliun, sementara penjualan pada 2020 mencapai Rp19,4 triliun.
Perseroan lakukan efisiensi
Adapun dari sisi efisensi, perseroan berhasil menurunkan variable cost sebesar 7 persen serta menurunkan fixed cost 10 persen sepanjang tahun. Seiring dengan peningkatan kinerja, EBITDA Krakatau Steel pun turut merangkak naik 60 persen menjadi Rp1,82 triliun dibandingkan EBITDA tahun buku 2020 yang sebesar Rp1,09 triliun.
Silmy menyatakan Krakatau Steel telah membayar cicilan pokok Rp3,2 triliun sehingga total utang bank turun 7,6 persen dari sebelumnya Rp30,87 triliun menjadi Rp28,51 triliun. Selain itu, total aset Krakatau Steel naik 8,2 persen dari Rp50,03 triliun menjadi Rp54,15 triliun.
Restrukturisasi utang masih terus berjalan
Menteri BUMN, Erick Thohir, sempat mengatakan pemerintah telah melakukan restrukturisasi terhadap Krakatau Steel. Pada 2020, perusahaan melaksanakan restrukturisasi utang US$2,2 miliar atau sekitar Rp31 triliun.
“Krakatau Steel harus melakukan tiga tahapan restrukturisasi. Tahapan saat ini sudah berhasil satu dan dua. Jadi performance yang rugi 8 tahun terakhir, sekarang untung Rp800 miliar,” ujar Erick pada 2021.
Meski demikian, Erick meminta manajemen tidak berpuas diri. Ia menyebut Krakatau Steel harus terus meningkatkan kualitas serta kapasitas produksinya.