Jakarta, FORTUNE – Indonesia dinilai memiliki pasar furniture alias mebel yang cukup besar dan menjanjkan. Karena itu, platform dekorasi rumah, Dekoruma, tahun ini berencana menambah 10 cabang atau showroom baru. Pada 2022, perusahaan tersebut telah membuka 25 showroom di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatra.
“[Kami] kemarin belum lama buka di Yogyakarta dan Pekanbaru, nanti yang menyusul ada Cirebon, Palembang dan Makassar. [Kami] juga lagi coba eksplor Balikpapan,” ujar CEO & Co-Founder Dekoruma, Dimas Harry Priawan, kepada Fortune Indonesia di Jakarta, Kamis (14/4).
Menurutnya, pembukaan showroom di Pekanbaru, Riau, ditanggapi oleh masyarakatnya dengan antusias. Hal ini ditandai dengan peningkatan penjualan saat melakukan peluncuran cabang tersebut.
Hal tersebut mungkin bertaut dengan status wilayah itu sebagai salah satu penghasil batu bara. Naiknya harga komoditas selama pandemi turut meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan, pada gilirannya, mendongkrak daya beli mereka.
“Kemarin di Pekanbaru itu opening langsung rekor (penjualan). [Kami] sampai bingung dan shock barang sampai abis semua. Tim manajemen dari Jakarta sampai ada yang jadi kasir,” ujarnya.
Jadi strategi bisnis yang lebih efisien
Mendirikan banyak cabang di Indonesia, kata Dimas, menjadi strategi Dekoruma untuk membangun rantai pasok yang lebih efisien. Untuk semakin meningkatkan efisiensi tersebut, Dekoruma akan menambah hub atau gudang di beberapa kota. Saat ini gudang yang dimiliki terdapat di Cikarang, Bali, dan Medan.
“Ke depannya, akan menambah hub di Surabaya, Jawa Timur. Jadi kita sedang setting hub di Surabaya. Kalau itu tembus, bisa ekspansi ke timur, karena dari Surabaya bisa cover Makassar,” ujarnya.
Dalam bisnis seperti ini, Dimas menyebut yang jadi beban biaya terbesar adalah logistik. Sebab, mebel rumah tangga mempunyai volume besar, seperti sofa, lemari, atau tempat tidur.
Jika hal tersebut tidak disiasati dengan benar, laba perusahaan akan tergerus. Oleh karenanya, Dekoruma akan terus menyesuaikan strategi dengan kondisi yang ada, dan berupaya terus meningkatkan volume penjualan.
“Ujung-ujungnya ini bisnis supply chain. Kalau enggak, akan gampang rugi. Marginnya besar, tapi kalau tidak bisa mengelola bakal gampang kegerus,” katanya.
Berupaya terus tingkatkan penjualan
Dekoruma juga berencana menambah hub di wilayah Kalimantan, juga Lampung untuk membantu hub Medan. Sisanya akan buka hub di Batam.
Dimas semakin yakin dengan pasar mebel di Indonesia. Sebab, pada 2022 pertumbuhan pendapatan Dekoruma hampir 100 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Untuk 2023, pihaknya pun optimistis dapat mencatatkan kinerja positif hingga dua digit. Hal ini berkaca pada penjualan Maret dan April yang di luar kebiasaan.
“Sumber barang kami 95 persen dari Indonesia. Mungkin dibandingkan [pesaing di bidang yang sama], meraka impor. Jadi actually secara harga kita bersaing,” kata Dimas.