Jakarta, FORTUNE – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkap tentang perkembangan investasi ekosistem hilirisasi baterai kendaraan listrik (EV).
Dia mengatakan pabrik baterai mobil listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, akan segera memproduksi baterai kendaraan listrik pada kuartal kedua tahun ini.
“Untuk tahap pertama produksi 10 gigawatt/hour (Gwh) akan dilakukan pada April 2024,” kata dia dalam acara konferensi pers, Senin (18/3).
Untuk tahap pertama, PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power telah menyerap investasi hingga US$1,1 miliar. Hyundai dan LG masing-masing akan memiliki 50 persen saham di perusahaan patungan tersebut.
Tahap awal pabrik ini dapat memproduksi hingga 32,6 juta sel baterai yang bisa digunakan untuk 150.000 kendaraan listrik.
Selanjutnya, kata Bahlil, pabrik yang termasuk dalam grup Hyundai ini akan dikembangkan ke tahap kedua yang mempunyai kapasitas 20 GWh. Dalam skema rencana, pabrik akan rampung pada 2025.
“Pembangunan tahap kedua sudah dimulai pada tahun ini,” ujarnya
Bahlil mengatakan Presiden Joko Widodo akan secara langsung meresmikan pabrik ini pada April 2024.
Memproduksi baterai dari nikel
Pabrik sel baterai listrik di Karawang dibangun di atas lahan seluas 330.000 meter persegi. Fasilitas tersebut diharapkan dapat menghasilkan 10 GWh sel baterai lithium-ion NCMA (nikel, kobalt, mangan, aluminium) per tahun saat beroperasi penuh.
Sel baterai yang diproduksi oleh pabrik di Karawang akan digunakan pada model kendaraan listrik Hyundai Motor dan Kia yang dibangun di atas platform BEV khusus Grup, Electric-Global Modular Platform (E-GMP). Dengan begitu, persentase kandungan lokal kendaraannya secara otomatis akan meningkat.
Pabrik baru ini akan membantu Hyundai dan Kia memproduksi kendaraan dengan efisiensi serta memiliki kinerja dan keamanan tinggi.
Selain membangun pabrik baterai kendaraan listrik, Hyundai juga membangun fasilitas pengepakan baterai yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat.
PT Hyundai Energy Indonesia yang menjalankan fasilitas produksi pengepakan itu menelan investasi US$60 juta atau sekitar Rp900 miliar. Total kapasitas produksi pabrik HEI mencapai 21.000 unit Battery System Assembly (BSA) per tahun. Dalam tahun-tahun berikutnya, HEI bisa memperbesar kapasitasnya hingga 50.000 unit BSA.