Jakarta, FORTUNE - Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi) melaporkan Penjualan Sepeda Motor hingga tiga bulan pertama 2024 mencapai 1,73 juta unit. Raihan ini turun 4,87 persen secara tahunan dibandingkan denngan periode sama tahun lalu yang mencapai 1,82 juta unit.
Sekretaris Jenderal AISI, Hari Budianto, mengatakan penurunan itu terjadi karena daya beli masyarakat Indonesia memang tengah menurun.
“Kemarin ada penurunan, tapi tidak sedalam penjualan roda empat,” kata dia saat ditemui di Jakarta, Selasa (16/4).
Penjualan roda dua, kata Hari, memang sangat dipengaruhi oleh tingkat daya beli masyarakat dibandingkan dengan sentimen lainnya. Sehingga pihaknya lebih menyoroti apa yang menjadi penyebab daya beli masyarakat saat ini merosot.
AISI pun tak berencana untuk menaikkan harga jual dari sepeda motor kendati tengah terjadi pelemahan rupiah terhadap dolar AS. AISI akan berfokus menyiapkan strategi untuk mencapai target penjualan sampai akhir 2024.
“Mei akan ada rapat bersama anggota kita dan akan lakukan kajian untuk melihat proyeksi dari yang pernah ditetapkan sebelumnya,” ujarnya.
Berkah untuk pasar ekspor sepeda motor
Kendati demikian, Hari menyebut ada beberapa pabrikan sepeda motor yang melakukan ekspor menerima berkah dari pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
“Mereka pasti bersyukur karena jual-belinya pakai dolar,” ujarnya.
Untuk pasar ekspor, penjualan sepeda motor mencapai 117.205 unit. Kinerja ini turun 3,81 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 yang mencapai 121.858 unit.
Dari jumlah sepeda motor yang diekspor tersebut, perinciannya adalah sebagai berikut: Januari 2024 34.991 unit, Februari 2024 38.375 unit, dan Maret 2024 43.839 unit.
Di pasar ekspor, motor skutik berkontribusi sebesar 49 persen, motor bebek 26,16 persen, dan motor sports 24,84 persen.
Jika penjualan secara keseluruhan diperinci, Januari 2024 mencapai 592.658, Februari 2024 558.685, dan Maret 2024 583.747.
Jika dilihat per model, motor skuter matik (skutik) masih mendominasi penjualan hingga 90,5 persen. Motor sports berkontribusi 4,77 persen, sedangkan motor bebek atau underbone 4,73 persen.