Jakarta, FORTUNE – PT Pertamina (Persero) mulai masuk bisnis Hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan. Hal tersebut ditandai dengan dimulainya kolaborasi antara Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dengan Toyota untuk mengembangkan ekosistem hidrogen, dari penyiapan infrastruktur hingga memastikan tingkat permintaan terhadap konsumen.
"Pertamina telah teruji sangat berpengalaman dalam sektor bahan bakar kendaraan. Dengan infrastruktur dari hulu ke hilir yang kami miliki, Pertamina jelas paling siap untuk mengembangkan ekosistem hidrogen untuk Transportasi,” kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam pernyataan resmi yang dikutip Rabu (18/1).
Nicke menegaskan bahwa kolaborasi dengan Toyota itu merupakan langkah yang sangat tepat untuk mempercepat terciptanya ekosistem dimaksud.
Kolaborasi kedua entitas tersebut tertuang dalam Joint Development Agreement tentang pengembangan ekosistem transportasi berbasis hidrogen yang dilakukan oleh Chief Executive Officer Pertamina NRE, Dannif Danusaputro, dan President Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto.
Nicke menjelaskan saat ini Pertamina telah memetakan 17 lokasi sumber pasokan hidrogen yang tersebar dari Sumatera hingga Papua.
Pertamina pun berkomitmen untuk mendorong penyediaan hidrogen bagi sektor transportasi lebih awal dari target waktu yang ditetapkan, yakni 2030.
Menambah pilihan penggunaan energi
Dannif menambahkan bahwa hadirnya hidrogen sebagai bahan bakar transportasi akan memperkuat ketahanan energi. Para pengguna pengendara kendaraan bermotor nantinya tidak hanya memiliki pilihan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik saja, tapi juga hidrogen.
“Untuk itu Pertamina antusias bila semakin banyak penyedia infrastruktur di sektor ini, karena akan semakin cepat dan banyak terbangun infrastruktur sehingga membantu mempercepat penciptaan pasar serta terbentuknya ekosistem di Indonesia” ujarnya.
SPBU Daan Mogot akan menjadi integrated energy refueling station pertama di Indonesia. Di sana akan tersedia tiga jenis bahan bakar dalam satu stasiun pengisian, yaitu BBM, gas, serta hidrogen.
Dengan konsep high-speed hydrogen refueling station, stasiun tersebut nantinya akan mampu melakukan pengisian hidrogen dengan skala komersial dengan waktu pengisian kurang dari lima menit.
Pertamina NRE memiliki aspirasi tidak hanya menjadi pemain domestik tapi juga melayani pasar ekspor hidrogen pada 2031–2040. Hidrogen menjadi salah satu portofolio bisnis hijaunya pada masa mendatang, dan Indonesia sangat berpotensi menjadi pemain utama dalam sektor ini di kawasan.