Jakarta, FORTUNE - PT Pertamina (Persero) mengalokasikan sekitar 15 persen dari total Belanja Modal (capital expenditure) untuk Transisi Energi dengan mendukung pengembangan bisnis rendah karbon.
Langkah ini merupakan salah satu strategi utama Pertamina dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan mencapai target net zero emission (NZE) pemerintah Indonesia pada 2060.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam paparannya pada diskusi panel Advancing Energy Transition in Emerging Economies pada ajang Indonesia International Sustainability Forum (IISF), menyatakan bahwa transisi energi Pertamina tidak hanya berperan dalam memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) per kapita dan capital index Indonesia.
"Alokasi 15 persen dari total belanja modal untuk transisi energi jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata perusahaan energi dunia, menunjukkan komitmen kuat Pertamina untuk mendukung target NZE Indonesia," kata Nicke dalam keterangannya, Kamis (5/9).
Pertamina menerapkan strategi pertumbuhan ganda (dual growth strategy), yaitu menjaga ketahanan energi nasional melalui bisnis existing sekaligus memperluas portofolio energi rendah karbon. Pengembangan infrastruktur gas dan panas bumi menjadi fokus utama, karena kedua sumber energi ini dianggap sebagai solusi yang dapat diandalkan dalam mendukung transisi energi.
Dalam kaitan itu, Nicke menggarisbawahi indonesia memiliki total potensi 28 gigawatt panas bumi, tetapi kurang dari 10 persen potensi yang bisa dioperasikan.
Pertamina juga mengembangkan biofuel dan menerapkan teknologi mutakhir seperti carbon capture, utilization, and storage (CCUS) serta solusi berbasis nature-based solutions (NBS) untuk mengurangi emisi karbon.
Nicke mengatakan seluruh upaya ini sejalan dengan penerapan prinsip environmental, social & governance (ESG) pada seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.