Strategi UNTR dalam Melawan Serbuan Alat Berat Merek Cina

Berusaha pertahankan market share.

Strategi UNTR dalam Melawan Serbuan Alat Berat Merek Cina
Ilustrasi alat berat United Tracktors, Dok. United Tracktors
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • UNTR merancang strategi untuk mempertahankan posisi utama di industri alat berat di tengah persaingan merek Cina yang masuk ke Indonesia.
  • Strategi utama UNTR adalah peluncuran dual-product line, menyediakan produk terjangkau tanpa mengorbankan kualitas, serta fokus pada segmen premium.
  • UNTR mengedepankan digitalisasi dan preventive maintenance package sebagai nilai tambah bagi pelanggan, dengan optimisme mempertahankan pangsa pasar 28-29 persen.

Jakarta, FORTUNE - PT United Tractors Tbk (UNTR) telah merancang sejumlah strategi untuk mempertahankan posisinya sebagai pemain utama dalam industri Alat Berat di tengah terjangan merek-merek Cina yang masuk ke Indonesia.

Direktur UNTR, Loudy Irwanto Ellias, menyatakan perusahaannya berusaha menjaga—bahkan meningkatkan—pangsa pasar di tengah gempuran produk-produk para pesaingnya.

"Memang suatu ancaman yang sangat besar sekali bagi kami, di mana kompetisi semakin ketat dalam belakangan ini dengan masuknya brand-brand baru di kancah alat berat ini. Tapi kami juga mempersiapkan strategi-strategi lainnya untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat," kata Loudy dalam paparan publik, Jumat (30/8).

Salah satu strategi utama yang diterapkan oleh UNTR adalah peluncuran dual-product line, sebuah pendekatan yang memungkinkan perusahaan untuk menyediakan produk yang lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas.

Dengan strategi dual-product line yang digarap bersama prinsipal, kata Loudy, UNTR bisa menyediakan produk alat berat untuk memenuhi pekerjaan ringan hingga menengah.

Produk-produk ini, meskipun lebih ekonomis, tetap menawarkan nilai tambah bagi pelanggan, termasuk fasilitas fleet monitoring dan suku cadang yang dapat dipasang secara mandiri oleh pelanggan, yang bertujuan untuk membuat perawatan jadi lebih efisien.

UNTR juga tidak melupakan fokusnya pada segmen premium yang membutuhkan alat berat dengan produktivitas tinggi.

“Tentunya dengan produk unggulan, kami memang masuk pada segmen dibutuhkan untuk pekerjaan yang lebih berat,” ujarnya.

Memberikan nilai tambah kepada konsumen

Selain itu, UNTR juga mengedepankan digitalisasi sebagai elemen penting dalam memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Digitalisasi memungkinkan pelanggan untuk memantau kinerja armada Komatsu mereka secara real-time, serta memberikan kemudahan dan keakuratan dalam pengelolaan armada alat berat.

“Kami juga menerapkan preventive maintenance package, di mana package ini menjadi satu bundle tersendiri bagi customer yang ingin membeli unit,” kata Loudy.

Program ini, yang mencakup jangka waktu hingga 14.000 jam atau setara dengan tiga tahun, memberikan rasa aman kepada pelanggan karena seluruh perawatan akan diambil alih oleh UNTR.

Dengan strategi-strategi ini, Widjaja optimistis bahwa UNTR dapat mempertahankan pangsa pasarnya pada kisaran 28-29 persen.

“Sebagai hasil dari semua ini, kami bisa mempertahankan market share kami, tentunya dengan kepercayaan para customer kami,” ujarnya

Sampai dengan Juli 2024, volume penjualan alat berat Komatsu mencapai 2.515 unit atau turun 29 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3.551 unit. Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya permintaan dari sektor pertambangan, konstruksi, dan kehutanan.

Dari total penjualan tersebut, 63 persennya diserap oleh sektor pertambangan, 14 persen sektor perkebunan, 13 persen sektor konstruksi, dan 10 persen sektor kehutanan.

Prospek positif di tengah tantangan

Direktur UNTR, Widjaja Kartika, membenarkan penjualan alat berat pada paruh pertama 2024 mengalami penurunan.

Meskipun penjualan sempat tertekan, Widjaja mengungkapkan bahwa permintaan untuk alat berat, khususnya big machine, mulai meningkat setelah pemilihan umum yang sukses dan disahkannya Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dari sektor pertambangan batu bara dan nikel.

“Kami memperkirakan pasar untuk alat berat terutama untuk yang big machine itu akan membaik karena kami sudah mendapatkan purchase order dari beberapa pelanggan,” ujar Widjaja.

Ia juga menyebutkan bahwa sektor pertambangan nikel dan agro menunjukkan prospek yang positif dengan beberapa pesanan yang sudah diterima dari pelanggan.

“Kami memprediksi pasar [Komatsu] akan sekitar 15.500 sampai 16.000 dengan target 29 persen (market share), maka perkiraan kami akan menjual sekitar 4.500 unit sekitar tahun ini,” katanya. 

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

12 Tahun Dijual, Rumah Mewah Michael Jordan di Chicago Akhirnya Laku
Isak Tangis Sri Mulyani di Banggar DPR Usai Sepakati RUU APBN 2025
OnlyFans Cetak Rekor Pendapatan, Capai US$6,6 Miliar di 2023
Perbedaan Istana Garuda dan Istana Negara IKN, Jangan Keliru
Alibaba Pertahankan Kepemilikan 88 Miliar Saham GoTo hingga 5 Tahun
Bunga Acuan Turun, BI Proyeksikan Kredit Bank Tumbuh 12%