Jakarta, FORTUNE - PT United Tractors Tbk (UNTR) telah merancang sejumlah strategi untuk mempertahankan posisinya sebagai pemain utama dalam industri Alat Berat di tengah terjangan merek-merek Cina yang masuk ke Indonesia.
Direktur UNTR, Loudy Irwanto Ellias, menyatakan perusahaannya berusaha menjaga—bahkan meningkatkan—pangsa pasar di tengah gempuran produk-produk para pesaingnya.
"Memang suatu ancaman yang sangat besar sekali bagi kami, di mana kompetisi semakin ketat dalam belakangan ini dengan masuknya brand-brand baru di kancah alat berat ini. Tapi kami juga mempersiapkan strategi-strategi lainnya untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat," kata Loudy dalam paparan publik, Jumat (30/8).
Salah satu strategi utama yang diterapkan oleh UNTR adalah peluncuran dual-product line, sebuah pendekatan yang memungkinkan perusahaan untuk menyediakan produk yang lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas.
Dengan strategi dual-product line yang digarap bersama prinsipal, kata Loudy, UNTR bisa menyediakan produk alat berat untuk memenuhi pekerjaan ringan hingga menengah.
Produk-produk ini, meskipun lebih ekonomis, tetap menawarkan nilai tambah bagi pelanggan, termasuk fasilitas fleet monitoring dan suku cadang yang dapat dipasang secara mandiri oleh pelanggan, yang bertujuan untuk membuat perawatan jadi lebih efisien.
UNTR juga tidak melupakan fokusnya pada segmen premium yang membutuhkan alat berat dengan produktivitas tinggi.
“Tentunya dengan produk unggulan, kami memang masuk pada segmen dibutuhkan untuk pekerjaan yang lebih berat,” ujarnya.
Memberikan nilai tambah kepada konsumen
Selain itu, UNTR juga mengedepankan digitalisasi sebagai elemen penting dalam memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Digitalisasi memungkinkan pelanggan untuk memantau kinerja armada Komatsu mereka secara real-time, serta memberikan kemudahan dan keakuratan dalam pengelolaan armada alat berat.
“Kami juga menerapkan preventive maintenance package, di mana package ini menjadi satu bundle tersendiri bagi customer yang ingin membeli unit,” kata Loudy.
Program ini, yang mencakup jangka waktu hingga 14.000 jam atau setara dengan tiga tahun, memberikan rasa aman kepada pelanggan karena seluruh perawatan akan diambil alih oleh UNTR.
Dengan strategi-strategi ini, Widjaja optimistis bahwa UNTR dapat mempertahankan pangsa pasarnya pada kisaran 28-29 persen.
“Sebagai hasil dari semua ini, kami bisa mempertahankan market share kami, tentunya dengan kepercayaan para customer kami,” ujarnya
Sampai dengan Juli 2024, volume penjualan alat berat Komatsu mencapai 2.515 unit atau turun 29 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3.551 unit. Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya permintaan dari sektor pertambangan, konstruksi, dan kehutanan.
Dari total penjualan tersebut, 63 persennya diserap oleh sektor pertambangan, 14 persen sektor perkebunan, 13 persen sektor konstruksi, dan 10 persen sektor kehutanan.
Prospek positif di tengah tantangan
Direktur UNTR, Widjaja Kartika, membenarkan penjualan alat berat pada paruh pertama 2024 mengalami penurunan.
Meskipun penjualan sempat tertekan, Widjaja mengungkapkan bahwa permintaan untuk alat berat, khususnya big machine, mulai meningkat setelah pemilihan umum yang sukses dan disahkannya Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dari sektor pertambangan batu bara dan nikel.
“Kami memperkirakan pasar untuk alat berat terutama untuk yang big machine itu akan membaik karena kami sudah mendapatkan purchase order dari beberapa pelanggan,” ujar Widjaja.
Ia juga menyebutkan bahwa sektor pertambangan nikel dan agro menunjukkan prospek yang positif dengan beberapa pesanan yang sudah diterima dari pelanggan.
“Kami memprediksi pasar [Komatsu] akan sekitar 15.500 sampai 16.000 dengan target 29 persen (market share), maka perkiraan kami akan menjual sekitar 4.500 unit sekitar tahun ini,” katanya.