Jakarta, FORTUNE – PT TBS Energi Utama Tbk berencana menerbitkan obligasi I 2023 mencapai Rp500 miliar. Ada dua seri oblligasi yang diterbitkan, yaitu Seri A dan Seri B.
Untuk penerbitan obligasi ini, perusahaan itu menunjuk dua penjamin pelaksana emisi obligasi, yaitu PT Mandiri Sekuritas, PT Sucor Sekuritas. Lantas, sebagai wali amanat adalah PT Bank Mega Tbk.
Direktur TBS Energi Utama, Juli Oktarina, mengatakan TBS memiliki rekam jejak pertumbuhan yang positif dalam urusan aset maupun ekuitas. Capaian kedua hal tersebut tumbuh lebih dari dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.
“Kami telah membuktikan kemampuan kami dalam mengeksekusi proyek dan bertransformasi dari awalnya perusahaan batu bara, menuju perusahaan energi dan sekarang menuju perusahaan energi terintegrasi yang fokus pada keberlanjutan,” demikian keterangannya, Kamis (2/2).
Obligasi Seri A menawarkan indikasi kupon 8,25–9,25 persen. Sementara obligasi Seri B menawarkan indikasi kupon 9,25–10,25 persen, yang akan dibayarkan setiap triwulan.
Sementara untuk jangka waktu dari obligasi yang ditawarkan, Seri A memiliki jangka waktu tiga tahun dan obligasi Seri B memiliki jangka waktu lima tahun.
Dalam rangka penerbitan obligasi ini, emiten berkode saham TOBA ini telah mendapat peringkat idA/Stable (Single A) dari Pefindo. Obligasi ini rencananya akan mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 23 Februari 2023 dan memasuki masa penawaran umum pada 27-28 Februari 2023.
Penjatahan akan ditetapkan pada 1 Maret 2023 dan perkiraan tanggal pengembalian uang pemesanan dan distribusi obligasi secara elektronik dilakukan pada 3 Maret 2023.
Kinerja perseroan dalam keadaan positif
Perusahaan itu menyatakan kinerja keuangannya positif. Hasil auditnya menemukan pertumbuhan signifikan dari segi pendapatan, laba bersih, aset, ekuitas dan posisi kas.
SVP of Corporate Finance & Investor Relation TBS, Mirza Hippy, mengatakan disiplin dalam pengelolaan keuangan telah membuahkan hasil positif bagi rasio-rasio keuangannya, baik dari segi likuiditas, profitabilitas maupun profil kredit. TBS berhasil mencatat penjualan, EBITDA, laba dan arus kas operasional yang solid dan positif pada 2022 dengan didukung operasional aset PLTU di Gorontalo dan Sulawesi Utara.
“Kami berhasil membukukan peningkatan pendapatan hingga 64 persen, EBITDA hingga 95 persen dan Arus Kas Operasional hingga 148 persen. Hal ini didukung oleh kenaikan harga batu bara dan juga operasional dari kedua aset PLTU yang telah mulai beroperasi secara penuh di tahun 2022,” ujar Mirza.
Rasio Likuiditas juga menunjukan tren yang positif di mana cash ratio dan current ratio meningkat hingga 135 persen. Profitabilitas juga menunjukan tren positif dengan peningkatan EBITDA margin hingga 47 persen yang ditopang oleh kenaikan rata-rata harga jual batu bara.
“Kami juga terus melanjutkan pengelolaan utang yang baik di mana nilai utang perusahaan telah berkurang yang ditunjukan dengan berkurangnya Debt to Equity Ratio dan juga adanya peningkatan kemampuan pembayaran (Interest Payment Coverage) meningkat hingga 51 persen,” ujar Mirza.
TBS menuju transisi bisnis
Catatan positif yang dicapai pada 2022 menunjukan kemampuan TBS untuk terus tumbuh dan mendanai proyek-proyek ke depan, kata SVP of Corporate Strategy & Investor Relations TBS, Nafi Achmad Sentausa.
“Pendapatan dan arus kas yang kami peroleh akan digunakan untuk pengembangan bisnis hijau di Indonesia yang meliputi transformasi pasar kendaraan roda dua dengan nilai pasar hingga US$9 miliar, dan juga memposisikan perseroan dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia yang potensinya hingga 2030 mencapai 20 GW,” ujar Nafi.