Riau, FORTUNE - PT Sari Lembah Subur (SLS) panen pujian. Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Desa Genduang, Pelalawan, Riau, ini dianggap turut memajukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kalau tidak ada Lembah Subur (SLS), transmigran mungkin gak ada yang betah,” ujar Sumari Azis Biantoro pada keterangannya, Selasa (30/4). Lelaki yang biasa dipanggil dengan sebutan Babe ini merupakan salah satu tokoh masyarakat yang tahu betul soal SLS dan kehadiran Perusahaan yang sangat bermanfaat.
Ia bercerita pada akhir tahun 1988 saja, tidak ada masyarakat yang mampu membeli sepeda ontel. Kondisi tersebut sekarang sudah berubah menjadi lebih baik, terbukti dari banyaknya masyarakat yang sudah memiliki mobil. Infrastruktur jalan pun kini sangat bagus dan masyarakat sejahtera.
Babe mengaku potensi dan keunggulan komoditas kelapa sawit yang luar biasa menjadi salah satu di antara banyak faktor pendorong kemajuan wilayah dan peningkatan kesejahteraan. Ia menilai pasar kelapa sawit sangat luas dan pohon ini pun sangat cocok ditanam di Indonesia yang beriklim tropis.
“Kita sudah bisa mengungguli Malaysia. Sampai kapanpun sawit tidak akan ada suramnya,” ujar Babe.
Ia pun mengingatkan bahwa masyarakat dunia membutuhkan minyak sawit, baik untuk memenuhi kebutuhan pangan, gaya hidup bahkan sebagai sumber energi terbarukan. Alasan ini menjadi salah satu sebab mengapa Babe masih menggeluti bisnis kelapa sawit.
Lebih jauh, Babe yang bermitra dengan PT SLS saat ini menjadi penghubung antara perusahaan dan para petani sawit. Hubungan antara perusahaan dan masyarakat petani, menurutnya, sudah berlangsung sejak lama, yaitu sejak program transmigrasi dijalankan sampai sekarang.
Babe pun optimistis dampak positif SLS dan perkebunan sawit bisa terus ditingkatkan. Apalagi, menurutnya, PT SLS gencar menjalin kerja sama melalui program-program kemitraan. (WEB)
