Dua raksasa otomotif Jepang, Honda dan Nissan, terancam batal melakukan Merger menurut laporan Asahi Shimbun pada Rabu, (5/2).
Dilansir Reuters, Nissan berencana mengadakan rapat dewan direksi sesegera mungkin pada Rabu sore. Kemungkinan besar mereka akan menolak proposal Honda untuk membeli saham Nissan dan menjadikannya anak perusahaan.
Juru Bicara Nissan juga menanggapi bahwa pembicaraan antara kedua perusahaan masih berlangsung dan akan ada pengumuman setelah mereka memfinalisasi arah mereka pada pertengahan Februari, seperti yang telah diumumkan sebelumnya.
Di sisi lain, Juru Bicara Honda menolak untuk berkomentar. Pihak Honda mengatakan bahwa produsen mobil tersebut berniat untuk membuat pengumuman pada pertengahan Februari.
Kabar merger Honda dan Nissan
Diketahui, Honda yang merupakan produsen mobil terbesar kedua di Jepang, dan Nissan yang berada di posisi ketiga, mengumumkan tahun lalu bahwa sedang dalam pembicaraan untuk menggabungkan bisnis mereka. Merger ini menjadi titik baru perubahan penting bagi industri Jepang yang menyoroti ancaman besar yang ditimbulkan oleh BYD dari Cina dan produsen mobil listrik baru lainnya.
Kolaborasi ini akan menciptakan grup otomotif terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan kendaraan, setelah Toyota dan Volkswagen.
Langkah merger ini dianggap sebagai strategi untuk memperkuat hubungan kedua perusahaan di tengah tekanan dari Foxconn, produsen iPhone di Taiwan. Foxconn dilaporkan mendekati Nissan untuk mengakuisisi saham di perusahaan tersebut.
Honda disebut mengancam akan membubarkan kemitraan teknologi yang sudah ada jika Nissan melanjutkan kerja sama dengan Foxconn atau jika terjadi pengambilalihan paksa oleh Foxconn. Dalam skenario ini, Honda berpotensi menjadi penyelamat bagi Nissan.
Jika merger ini terwujud, Honda dan Nissan diperkirakan akan membentuk perusahaan dengan valuasi mencapai US$54 miliar atau sekitar Rp876 triliun.
Dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 7,4 juta unit, gabungan kedua perusahaan ini akan menjadi benteng pertahanan di pasar domestik melawan Toyota Motor. Merger ini juga memungkinkan mereka untuk bersaing dengan Tesla dan produsen kendaraan listrik asal Tiongkok di pasar global.