Jakarta, FORTUNE - B2C atau business to consumer menjadi salah satu model populer dalam dunia bisnis. Model tersebut merujuk pada hubungan dagang langsung antara perusahaan dan konsumen. Singkatnya, perusahaan menawarkan barang atau jasa dan meraup keuntungan dari pelanggan. Karena itu, keberhasilannya akan bergantung penuh pada seberapa jauh perusahaan tersebut dapat memikat pelanggan untuk menggunakan produk atau layanannya.
Dalam hal pemasaran, perusahaan yang menjalankan model B2C biasanya akan menjadi sangat dinamis dan cergas. Kultur ini didorong oleh perilaku konsumen yang terus-menerus berubah. Ini berbeda dari business-to-business (B2B) yang klien utamanya adalah bisnis lain.
Penetrasi internet yang kian luas dan cepat dalam satu dekade terakhir membuat cara pelanggan berbelanja telah berubah secara permanen. Mereka tidak hanya memiliki kendali lebih besar dari sebelumnya, tetapi juga memiliki harapan yang lebih tinggi, serta menuntut pengalaman yang lebih baik dari merek yang mereka ikuti.
Lima jenis B2C secara online
Namun, di tengah perubahan yang konstan ini, ada satu hal yang tidak berubah: jika pengusaha ingin membuat pelanggan tetap setia pada brand mereka, wajib hukumnya bagi mereka menyediakan pengalaman yang relevan dan fleksibel yang dibutuhkan pelanggan.
Jika dalam perspektif tradisional B2C merujuk pada berbelanja di pusat perbelanjaan, makan di restoran, menonton film berbayar, dan infomercial, kini model B2C telah mengalami lompatan jauh ke dalam dalam bentuk e-commerce atau penjualan barang dan jasa melalui internet.
Lompatan ini bisa berimplikasi pada dua hal: kesuksesan atau kebangkrutan. Para pengecer, misalnya, harus bersaing dengan produsen besar yang kini bisa menjual langsung produknya kepada konsumen. Namun, ia juga bisa memperoleh keuntungan dengan makin luasnya jangkauan serta segmentasi pasar.
B2C secara online dapat dibagi menjadi lima kategori: penjual langsung, perantara online, B2C berbasis iklan, berbasis komunitas, dan berbasis biaya. Berikut penjelasannya:
- Penjual langsung. Ini adalah model yang paling umum di mana orang membeli barang dari pengecer online. Ini dapat mencakup produsen atau bisnis kecil atau versi online dari pusat perbelanjaan yang menjual produk dari produsen yang berbeda.
- Perantara online. Mereka adalah perantara yang sebenarnya tidak memiliki produk atau layanan yang menghubungkan antara pembeli dan penjual. Situs seperti Expedia, trivago, dan Etsy masuk dalam kategori ini.
- B2C berbasis iklan. Model ini menggunakan konten gratis untuk menarik pengunjung ke sebuah situs web. Pengunjung tersebut kemudian akan melihat iklan digital atau online. Jumlah pengunjung web yang besar digunakan untuk menjual iklan, yang pada gilirannya menjual barang dan jasa. Salah satu contohnya adalah situs media seperti HuffPost, sebuah situs dengan lalu lintas tinggi yang menggabungkan iklan dengan konten aslinya.
- Berbasis komunitas. Situs seperti Meta (sebelumnya Facebook), yang membangun komunitas online berdasarkan minat bersama, membantu pemasar dan pengiklan mempromosikan produk mereka langsung kepada konsumen. Biasanya, situs web menargetkan iklan berdasarkan demografi dan lokasi geografis pengguna.
- Berbasis biaya. Situs langsung kepada konsumen seperti Netflix mengenakan biaya agar konsumen dapat mengakses kontennya. Situs tersebut juga dapat menawarkan konten gratis namun terbatas, sementara sebagian besar kontennya dikenakan biaya. The New York Times dan surat kabar besar lainnya sering menggunakan model bisnis B2C berbasis biaya.
Contoh B2C di Indonesia
-
E-commerce: Tokopedia Tokopedia adalah salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia yang menyediakan berbagai produk dari berbagai kategori. Melalui Tokopedia, para penjual dapat langsung menjual produk kepada konsumen, dengan transaksi yang mudah dan aman. Konsumen dapat menemukan berbagai produk yang mereka butuhkan dan melakukan pembelian langsung melalui platform ini.
-
Online travel booking: Traveloka Traveloka adalah platform pemesanan tiket pesawat, hotel, dan berbagai layanan perjalanan lainnya secara online. Melalui Traveloka, konsumen dapat dengan mudah mencari dan membeli tiket pesawat serta mengatur akomodasi mereka dalam satu platform yang nyaman. Ini adalah contoh lain dari model bisnis B2C di mana konsumen dapat langsung berinteraksi dengan penyedia layanan melalui platform online.
-
Food delivery: Gojek dan GrabFood Gojek dan GrabFood adalah dua platform populer di Indonesia yang menyediakan layanan pengantaran makanan dari berbagai restoran dan pedagang makanan. Konsumen dapat memesan makanan favorit mereka melalui aplikasi ini dan menerima pengantaran langsung ke tempat mereka berada. Ini adalah contoh nyata dari model bisnis B2C di sektor layanan makanan, di mana konsumen dapat dengan mudah memesan makanan melalui aplikasi yang praktis.