Jakarta, FORTUNE - Internal Rate of Return atau disingkat IRR adalah indikator untuk mengetahui tingkat efisiensi dari sebuah Investasi. Metode ini juga untuk menghitung tingkat bunga suatu investasi dan menyamakannya dengan nilai saat ini berdasarkan perhitungan kas bersih di periode selanjutnya.
Biasanya, suatu investasi akan dilanjutkan jika rate of return atau tingkat pengembaliannya tinggi. Sebaliknya, jika nilai IRR kecil, biaya investasi awal akan berujung pada prospek buruk.
Tak heran dalam merencanakan sebuah proyek atau investasi, perhitungan IRR menjadi sangat penting. Sebab dengan menghitung IRR, investor dapat memitigasi kerugian di masa mendatang dan melakukan evaluasi kegiatan operasional dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian secara akurat.
Tentu, dalam setiap proyek atau investasi, ada hal lain yang turut diperhitungkan. Namun jika sebuah proyek atau investasi yang ditawarkan ke pemodal memiliki karakteristik hampir mirip, maka IRR akan jadi pertimbangan utama. Biasanya, proyek dengan nilai IRR lebih tinggi akan lebih diperhitungkan.
Kelebihan dan Kelemahan IRR
Tentu penghitungan IRR memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri. Kelebihan, seperti telah dijelaskan di atas, adalah investor dapat mengetahui apakah investasi yang dilakukan layak atau tidak. Ini karena metode IRR mempertimbangkan setiap arus yang ada, termasuk konsep time value of money serta risiko arus masuk di kemudian hari untuk pengembalian modal investasi.
Sementara kekurangannya keterbatasan dalam penghitungan IRR, di mana ia membutuhkan nilai cost of capital. Di samping itu, hasil dari IRR merupakan berupa estimasi, sehingga tidak selalu tepat. Jika ingin menunjukkan hasil maksimal, metode IRR suatu investasi biasanya menggunakan capital berupa rasio.
Rumus menghitung IRR
Lantas bagaimana cara menghitung IRR?
Sebelum masuk ke formula penghitungan IRR, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu net persent value (NPV) atau NPV = 0. Kemudian ada pula discount rate atau tingkat diskonto yang dapat menghasilkan IRR postif.
Pada dasarnya, IRR dan NPV menjadi teknik capital budgeting dan menjadi indikator alternatif penghitungan dalam mengestimasi keuntungan suatu proyek atau investasi. Perhitungan NPV dan IRR juga memiliki rumus yang sama di mana hasilnya adalah estimasi, dan bukan nilai sebenarnya.
Berikut rumus perhitungan Internal Rate of Return (IRR):
IRR = i1 + NPV1 NPV1-NPV2 i2- i1
Keterangan:
- i1 adalah tingkat diskonto yang menghasilkan NPV+ i2. i1 juga sama dengan tingkat diskonto yang menghasilkan NPV – NPV 1 = net present value positif.
- Sementara NPV 2 adalah Net present value negatif.
Beberapa hal penting yang juga perlu diperhatikan sebelum melakukan simulasi perhitungan IRR dengan rumus di atas, antara lain:
- Dengan menggunakan rumus IRR di atas, dalam menetapkan NPV sama dengan nol dan menyelesaikan discount rate yaitu IRR.
- Nilai investasi awal akan selalu bernilai negatif karena termasuk dalam arus kas keluar.
- Setiap arus kas berikutnya bisa bernilai positif atau negatif, tergantung pada estimasi hasil proyek atau adanya kebutuhan suntikan modal di masa depan.
- Berdasarkan sifat rumusnya, IRR tidak dapat dihitung secara analitis dengan mudah, tetapi perlu dihitung secara trial-and-error.
Sekali lagi, nilai IRR yang besar mengindikasikan bahwa proyek atau investasi tersebut akan menguntungkan jika dilanjutkan.
Contoh kasus
Sebuah perusahaan mengusulkan nilai investasi sebesar Rp120.000.000. Arus kas yang dihasilkan setiap tahunnya sekitar Rp20.000.000 selama 5 tahun. Asumsi rate of return sekitar 13 persen. Saat melakukan penghitungan diskonto, NPV yang dihasilkan adalah Rp7.000.000 dengan diskonto sekitar 12 persen dan Rp1.500.000 dengan diskonto sekitar 10 persen.
Artinya, selisih bunga diskonto sekitar 2 persen atau sekitar Rp8.500.000. Jika rumus IRR di atas diaplikasikan, maka nilai IRR adalah:
IRR = 10 persen + (1.500.000 : 8.500.000) x 2 persen
IRR = 10,35 persen
Karena asumsi rate of return sekitar 13 persen berarti angka 10,35 persen termasuk lebih kecil. Berdasarkan prinsip dasar IRR, investasi ini memiliki prospek yang buruk.