Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengungkap adanya perubahan drastis dalam perjalanan dinas penumpangnya usai pandemi Covid-19. Salah satunya, ihwal berapa lama mereka menghabiskan waktu di kota tujuan.
Ia mencontohkan banyak penumpang Garuda kini tidak lagi menghabiskan banyak waktu di Bali ketika melakukan perjalanan dinas. Padahal, sebelum Covid-19, mereka biasa menginap dua hingga tiga hari.
"Kita sering menyaksikan, bahwa banyak meeting dilakukan di Kamis-Jumat untuk memungkinkan para peserta meeting extend sampai Minggu, atau dimulai dari Senin-Selasa, untuk memungkinkan para peserta meeting datang Jumat malam. Tapi setelah Covid kita menyaksikan pergerakan yang cukup menarik, yaitu makin meningkat penumpang yang datang pagi, pulang sore atau malam," ujar Irfan ketika berbicara dalam acara Fortune Indonesia Summit 2024, Kamis (7/3).
Bagi Garuda, jelas Irfan, sebenarnya pola tersebut tidak menjadi masalah. Sebab, kedatangan dan kepergian para pelanggan tersebut tetap memakai layanan bisnisnya. Namun, pola tersebut menimbulkan dampak cukup besar ke perekonomian daerah, terutama daerah seperti Bali yang menyandarkan perekonomiannya pada sektor pariwisata.
"Ini jadi perhatian karena keberadaan Garuda itu mesti memastikan bahwa kita bisa terus-menerus meningkatkan profitabilitas, tetapi kehadiran kita di suatu daerah meningkatkan ekonomi daerah tersebut," katanya.
Sudut pandang penumpang
Irfan juga menyampaikan bahwa Garuda terus melakukan pengembangan maskapai dengan mengutamakan sudut pandang penumpang dalam operasional layanan. Ia mencontohkan pengaturan jam penerbangan Jakarta-Padang.
Berdasarkan data penerbangan, manajemen menyadari bahwa banyak penumpang yang terbang dengan Garuda dari Padang ke Jakarta menggunakan maskapai berbeda ketika kembali ke Padang.
Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh kurang sesuainya jam layanan penerbangan Garuda dari Jakarta ke Padang.
Saat itu jam penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta hanya tersedia pukul 14.00 WIB. Sementara pergerakan penumpang Garuda dari Padang berada di sekitar Sudirman, Thamrin dan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Untuk Anda, berangkat dari daerah sana ke Cengkareng, sebenarnya hari itu anda tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa. Karena harus meninggalkan tempat tepat jam 11 siang. Sehingga waktunya terbatas. Oleh sebab itu mereka kembali ke Padang bukan menggunakan penerbangan dari Cengkareng tapi dari Halim," jelasnya.
Karena itulah, menurut Irfan, kini jam penerbangan ke Padang dan tempat-tempat lainnya disesuaikan dengan melihat kebiasaan dan pergerakan penumpang Garuda.
Di sisi lain, Garuda juga tengah mencari solusi untuk tetap bisa menari orang bepergian pada awal Ramadan. Pasalnya, kata dia, penumpang Garuda cenderung tidak bepergian pada pekan awal bulan puasa.
"Kemudian jelang Lebaran kita menemukan secara tradisional penumpang Garuda tidak pergi di Minggu pertama dan kedua puasa. Jadi Minggu ke depan ini akan sangat sepi sekali," ujarnya.