Jakarta, FORTUNE - Direktur Layanan dan Niaga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Ade R Susardi, memperinci komponen biaya maskapai yang dibebankan dalam tarif penerbangan Haji 2023 seperti tiket perjalanan udara, transportasi darat jamaah haji, satu set koper jamaah dan distribusinya, air zam-zam dan distribusinya, serta layanan bagasi jamaah.
Tiket penerbangan sebagai komponen biaya langsung (direct cost) di dalam negeri sendiri, sebut Kementerian Agama, mencapai Rp34 juta. Menurut Ade, biaya tersebut masih ditenderkan di Kementerian Agama (Kemenag) sejak pekan lalu dan masih dapat berubah.
"Proses tender pengadaan transportasi udara ini baru berlangsung minggu lalu di Kemenag memang, dan masih di tahap awal. Dari angka yang tadi diajukan, mungkin akan ada penurunan tapi kita masih belum mendapatkan keputusan, berapa banyak, di embarkasi mana Garuda akan melaksanakan perjalanannya," ujarnya di Komisi VIII DPR RI, Rabu (8/2).
Ade meyatakan tiket perjalanan udara sebagai bagian dari komponen biaya maskapai meliputi keberangkatan dari Indonesia ke Arab Saudi serta kepulangan dari Arab Saudi ke Indonesia dari dua bandara di Jeddah dan Madinah.
Kemudian, untuk transportasi darat jamaah, meliputi operasional bus jamaah dari asrama haji menuju bandara maupun sebaliknya di masing-masing embarkasi. "Termasuk juga transportasi bagasi jemaah dari asrama haji ke bandara dan sebaliknya," katanya.
Komponen ketiga berupa pengadaan satu set koper jemaah beserta distribusinya, terdiri dari satu koper besar, satu koper kabin, dan satu tas paspor. Spesifikasi koper jemaah yang disiapkan Garuda Indonesia akan disesuaikan permintaan Kemenag, yaitu dengan hardcase. "Kali ini, karena berpengalaman dari tahun lalu softcase kurang baik, termasuk dengan sarung dan name tag koper serta pengemasan kardus boks," tuturnya.
Layanan ini termasuk distribusi seluruh koper jemaah haji dari produsen koper 34 kanwil Kemenag di seluruh Indonesia. "Ini juga yang menjadi bagian yang harus dilakukan maskapai," ujarnya.
Komponen berikutnya adalah distribusi air zam-zam, penyediaan zam-zam seluruh jemaah haji, distribusi zam-zam ke seluruh jemaah haji serta layanan bagasi jemaah dari maktab/pemondokan jemaah haji pada fase keberangkatan dan pemulangan.
"Kami sudah mengalokasikan juga tambahan tim Garuda di Saudi, mungkin tahun lalu kami kirimkan hampir 100 orang, tahun ini kami prediksi kirimkan mungkin sekitar 200 orang untuk membantu perjalanan pengaturan asistensi jemaah kita di bandara di Saudi," kata Ade.
13 Bandara untuk embarkasi
Sejauh ini, Garuda telah mengumumkan 13 bandara untuk embarkasi haji dengan fase pemberangkatan 24-22 Juni dan fase pemulangan 3 Juli-1 Agustus, dan total jemaah 205.875. Jumlah tersebut naik dari tahun lalu saat Garuda memberangkatkan jemaah dari 9 embarkasi.
"Kalau kita lihat dari embarkasinya di bandar Aceh kita ada 12 kloter dan kita gunakan pesawat boeing 777 dan ada bandara yang memungkinkan, baik panjang landasan maupun kekerasannya. Dan untuk bandara di Solo, Balikpapan dan Banjarmasin akan menggunakan Airbus 330. Jumlah kloter yang kami hitung untuk 9 embarkasi 280 kloter," jelasnya.
Jika melihat referensi tahun ketika perseroan mendapat kuota 50 persen, kemungkinan ada 100.000 calon haji yang diberangkatkan maskapai Garuda Indonesia.
"Waktunya masih mengacu operasional 30 hari, tapi kita siap kalau misalnya ada perubahan. Dalam hal ini yang paling berperan adalah slot dari Arab Saudi. Kalau di Indonesia dengan 13 bandara memungkinkan," ujarnya.