Jakarta, FORTUNE - PT Hutama Karya (Persero) mengajukan tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1 triliun yang berasal dari cadangan investasi pemerintah di 2024.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Hartono mengatakan suntikan modal tersebut akan mendorong progres pembangunan ruas jalan tol Trans-Sumatera ruas Palembang-Betung yang berpotensi menjadi sepanjang 64 km (equivalent).
Di samping itu, penambahan PMN akan berdampak pada proyeksi keuangan korporasi, seperti penurunan beban bunga. Tanpa suntikan modal pemerintah, rasio utang terhadap EBITDA Hutama Karya pada 2024 diperkirakan mencapai 8,31 sementara dengan tambahan modal berada di angka 8,06.
"Pada skenario tanpa PMN pendanaan Rp1 triliun akan dipenuhi dari pinjaman. Di mana perbedaan signifikan dapat dilihat pada beban bunga yang ditanggung HK serta turunnya laba bersih perusahaan. Selain itu juga tercermin dari rasio keuangan. Yang mana dengan adanya tambahan PMN akan membuat rasio keuangan lebih baik," ujarnya dalam rapat bersama Komisi XI, Selasa (2/7).
Budi menjelaskan, kebutuhan total investasi ruas jalan tol Palembang-Betung yang mencapai Rp15,475 triliun, sebenarnya direncanakan didanai oleh ekuitas. Apalagi , ruas tol yang ditargetkan selesai triwulan III 2025 dengan indikasi kelayakan IRR sebesar 6,7 persen.
Sebelumnya, pada PMN periode 1 2024, Hutama Karya telah menerima suntikan modal dari pemerintah Rp13,427 triliun. Dus, kekurangan dana sekitar Rp2,04 triliun dipenuhi dengan mengajukan PMN 2024 periode 2. "Dari cadangan investasi sebesar Rp1 triliun," tuturnya.
Budi menjelaskan, berdasarkan kajian yang telah dilakukan dengan menggandeng konsultan eksternal, pembangunan ruas jalan tol Palembang-Betung secara ekonomi dan akan memberikan dampak multiplier.
Beberapa dampak dimaksud seperti menurunnya biaya listrik, penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat sekitar jalan tol, serta meningkatnya pendapatan daerah yang juga membantu pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Sebelumnya, ruas Palembang-Betung dikerjakan oleh Waskita Karya, tetapi dialihka ke Hutama Karya lantaran perusahaan bersandi WSKT tersebut dalam rangka restrukturisasi keuangan.
"Penambahan PMN diharapkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan PDRB dan meningkatkan konektivitas di Pulau Sumatera serta kontribusi penerimaan kepada negara," tandasnya.