InJourney Cetak Laba Rp1,1 Triliun pada 2023, Naik 211 Persen

InJourney bukukan kenaikan EBITDA 73 persen.

InJourney Cetak Laba Rp1,1 Triliun pada 2023, Naik 211 Persen
Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney Dony Oskaria saat Ngopi BUMN, Senin (12/12).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • InJourney mencatat laba bersih Rp1,1 triliun pada 2023, naik 211 persen dari tahun sebelumnya.
  • Pendapatan usaha InJourney meningkat 47 persen menjadi Rp23,347 triliun, dengan EBITDA naik 73 persen.
  • Perusahaan ini mencapai tingkat kesehatan AAA, meluncurkan dua sub holding dalam industri aviasi, dan berencana meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB menjadi 10 persen.

Jakarta, FORTUNE - PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Injourney) membukukan laba bersih lebih dari Rp1 triliun pada 2023. Capaian tersebut naik 211 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Di tengah perekonomian yang menghadapi berbagai tantangan, InJourney mampu membalikkan keadaan dengan capaian laba bersih hingga Rp1,101 triliun," ujar Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria, dalam keterangan resmi, Rabu (26/6).

Dony mengatakan kinerja positif tersebut juga ditandai oleh pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang sebesar Rp8,828 triliun atau naik 73 persen dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp5,101 triliun. 

Menurutnya, keuntungan pada tahun lalu merupakan hasil kinerja InJourney dalam mengoptimalkan peluang seiring dengan pulihnya industri pariwisata dan penerbangan Indonesia dari pandemi COVID-19.

InJourney juga berhasil mendapatkan keuntungan pendapatan usaha sepanjang 2023 sebanyak Rp23,347 triliun, atau meningkat hingga 47 persen dibandingkan dengan pendapatan usaha pada 2022 yang sebesar Rp15,855 triliun.

Kemudian, tingkat kesehatan InJourney pada 2023 ada pada kategori AAA atau sangat sehat, serta tercatat rasio keuangan perusahaan ini juga mengalami perbaikan signifikan yang terlihat dari belanja operasional terhadap biaya operasional (Bopo) turun hingga 16 persen.

"Rasio keuangan InJourney semakin sehat, dan ke depan kami akan terus berupaya untuk membuat InJourney sebagai BUMN yang sehat, efisien, dan profitable, disertai dengan akuntabilitas,” ujarnya

Dony menjelaskan kini InJourney telah meluncurkan dua subholding pada bidang industri aviasi, yakni InJourney Airports dan InJourney Aviation Services yang merupakan langkah transformasi pada industri penerbangan dan kebandarudaraan.

InJourney Airports akan menangani 172 juta penumpang per tahun dan akan berada di urutan ke-5 perusahaan operator bandara terbesar di dunia, mengalahkan Vinci Airports (Prancis) dan GMR Group (India).

Pembentukan subholding ini diharapkan turut berdampak positif terhadap peningkatan PDB yang bersumber dari sektor pariwisata dari 5 persen menjadi 10 persen.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024