Jakarta, FORTUNE - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengantongi laba Rp3,23 triliun hingga akhir kuartal III-2024, tapi tergerus 14,32 persen dari Rp3,77 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
Penyebab penurunan tersebut adalah lonjakan 14,80 persen pada beban pokok pendapatan dari Rp21,81 triliun pada akhir kuartal III-2023 menjadi Rp25,04 triliun pada periode sama tahun ini.
Alhasil, laba brutonya menyusut 5,40 persen dari Rp5,92 triliun menjadi Rp5,60 triliun pada akhir September 2024.
Setelah dikurangi beban umum dan administrasi serta beban penjualan dan pemasaran, dan ditambah dengan penyusutan pada pendapatan lain-lain, laba usaha PTBA turun 9,06 persen dari Rp4,30 triliun menjadi Rp3,91 triliun.
Sementara itu, labanya sebelum pajak penghasilan menyusut menjadi Rp4,19 triliun dari sebelumnya Rp5,02 triliun.
Total beban pajak penghasilan anak usaha MIND ID Group tersebut mencapai Rp934,57 miliar, turun dari periode sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,1 triliun.
Corporate Secretary Bukit Asam, Niko Chandra, mengatakan pencapaian laba perusahaannya tidak dapat dilepaskan dari kinerja operasional perseroan yang tumbuh positif pada triwulan III-2024.
Total penjualan batu bara PTBA pada Januari–September tahun ini mencapai 31,28 juta ton alias naik 16 persen secara tahunan. Ekspor batu bara PTBA pada periode ini mengalami kenaikan 27 persen secara tahunan mencapai 14,29 juta ton.
Sebagai pembanding, penjualan ekspor pada periode sama tahun lalu mencapai 11,25 juta ton.
Sementara itu, realisasi domestic market obligation (DMO) tumbuh 8 persen dari 15,76 juta ton pada triwulan III-2023 menjadi 16,98 juta ton. Sampai dengan September 2024, produksi batu bara PTBA mencapai 32,97 juta ton atau tumbuh 3 persen secara tahunan.
Peningkatan pun terjadi pada realisasi angkutan dengan kereta api dengan capaian 26,42 juta ton atau 11 persen secara tahunan.
"Kinerja baik dapat dicapai meski terdapat berbagai tantangan, di antaranya koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar," ujar Niko dalam keterangan resminya, Rabu (30/10).
Dia menuturkan rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi 14 persen secara tahunan dari US$86,32 per ton pada triwulan III-2023 menjadi US$74,59 per ton hingga triwulan III-2024.
Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 28 persen secara tahunan menjadi US$133,89 per ton hingga triwulan III-2024, dari US$185,45 per ton pada kuartal III-2023.
PTBA menyatakan terus berupaya memaksimalkan potensi pasar dalam negeri dan peluang ekspor demi mempertahankan kinerja baik.
Perseroan, kata Niko, juga konsisten mengedepankan cost leadership pada setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal.
"Hal ini tecermin dari penurunan cash cost per ton secara tahunan dari Rp853.000 menjadi Rp835.000. Selain itu, perseroan berharap agar pembentukan mitra instansi pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak baik bagi Kinerja Keuangan PTBA," katanya.