Jakarta, FORTUNE - Hilmi Panigoro mengeklaim pembangunan smelter Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, sebagai salah satu yang tercepat di dunia.
Presiden Komisaris PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) itu mengatakan Amman berhasil merampungkan megaproyek smelter tembaga, lengkap dengan fasilitas pendukungnya, hanya dalam kurun 14 bulan.
"Untuk capaian itu, saya berterima kasih sebesar-besarnya kepada pemerintah, karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat yang terlibat dan memberikan dukungan luar biasa," ujarnya dalam acara peresmian smelter bernilai Rp21 triliun itu, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (24/9).
Fasilitas smelter berdiri di atas kawasan seluas 272 hektare dan berjarak 1,5 km dari Pelabuhan Benete, serta menerapkan teknologi double flash smelting yang menggabungkan proses flash smelting dan flash converting.
Dengan kapasitas pengolahan mencapai 900.000 ton per tahun, pabrik ini dapat melakukan pemrosesan konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang, serta fluks silika sebanyak 139.000 ton per tahun.
Produksi utama smelter tersebut adalah 220.000 ton per tahun katoda tembaga LME grade A dengan kemurnian 99,99 persen, dan 830.000 ton per tahun asam sulfat dengan kemurnian 98,50 persen.
Sementara itu, fitur utama pemurnian logam mulia adalah 987 ton per tahun lumpur anoda dengan produk utama 18 ton per tahun emas batangan dengan kemurnian 99,99 persen, 55 ton per tahun perak batangan dengan kemurnian 99,95 persen, dan 77 ton per tahun selenium dengan kemurnian 99,9 persen.
Dalam kesempatan sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, mengatakan AMNT adalah perusahaan nasional yang menetapkan awal sejarah panjang untuk membangun hilirisasi sektor tembaga di Indonesia.
Dia meminta para pengusaha nasional yang telah mendapatkan izin penambangan dari pemerintah juga membangun fasilitas smelter dan pemurnian demi memperkuat daya saing industri manufaktur pertambangan Indonesia di kancah global.
Presiden Joko Widodo mengatakan pengoperasian smelter tembaga dan fasilitas pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), bertujuan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
"Kami harapkan produk domestik regional bruto di NTB bisa naik, di Sumbawa Barat juga bisa naik, dan yang mendapatkan manfaat sebesar-besarnya adalah rakyat di NTB dan rakyat di seluruh Indonesia," ujarnya.