RUPST PANI Angkat Aguan Jadi Dirut

PANI rebranding jadi PT Pantai Indah Kapuk 2.

RUPST PANI Angkat Aguan Jadi Dirut
Waste Station yang dibangun Rekosistem bersama Amoda di PIK. (dok. AMODA)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) mengangkat pimpinan Agung Sedayu Grup (AGS), Sugianto Kusuma alias Aguan, menjadi direktur utama menggantikan, Prilli Budi Pasravita Soetantyo.

RUPST juga menyetujui pengubahan nama perseroan menjadi PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk.

Dalam kesempatan tersebut, Aguan mengatakan PANI akan berkomitmen kepada seluruh pemangku kepentingan dan menjalankan strategi jangka menengah dan jangka panjang, paling tidak dalam lima tahun ke depan.

Sebagai tahap awal, dia menjelaskan PANI berhasil mengakuisisi lahan 762 hektare (ha) berlokasi strategis di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, dan terus mengusahakan target pra penjualan 2023 bisa tercapai 100 persen pada akhir tahun nanti.

"Saya mendorong terus inovasi cemerlang untuk menciptakan pasar yang optimal di PIK2 dan profitabilitas yang sustain tanpa mengorbankan kepercayaan konsumen. Dengan upaya dan sumber daya kita bersama, saya berharap para pemegang saham dapat melihat pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar yang berkelanjutan di setiap kuartal dan saya sangat optimis dengan prospek bisnis PANI ke depan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum," ujar Aguan seperti dikutip Antara, Senin (19/6).

Dengan demikian, selain Aguan sebagai Dirut, jajaran Direksi PANI saat antara lain: Alexander Halim Kusuma dan Suryo Pranoto Budihardjo—keduanya merupakan perwakilan dari Salim Group—selaku wakil presiden direktur. Kemudian, Markus Kusumaputra, Ipeng Widjoyo, Arthur Salim, Gianto Gunara, dan Yohanes Edmond Budiman pada posisi direktur. 

Jajaran Dewan Komisaris PANI saat ini: Presiden komisaris, Susanto Kusumo, dan wakil presiden komisaris, Phiong Phillipus Darma. Kemudian, komisaris meliputi Steven Kusumo dan Richard Halim Kusumo, serta komisaris independen, Hardjo Subroto Lilik dan Djisman Simandjuntak.

Sebelumnya, perusahaan milik konglomerasi Agung Sedayu Group (ASG) bersama entitas PT Tunas Mekar Jaya, yaitu PT Multi Artha Pratama (MAP) mengakuisisi saham PANI pada 2021.

Melansir data RTI, PT Multi Artha Pratama (MAP) yang berstatus sebagai pengendali saham PANI memegang 11,91 miliar saham atau setara 88,07 persen, sementara publik menggenggam 1,61 miliar saham atau setara 11,93 persen.

PT Agung Sedayu (ASG) terdiri dari dua entitas, yaitu 50 persen dimiliki oleh Susanto Kusumo dan Steven Kusumo melalui PT Cahaya Bintang Sejahtera (CBS).

Sedangkan, Sugianto Kusuma alias Aguan bersama keluarganya melalui PT Cahaya Kusuma Abadi Sejahtera (CKAS) menggenggam kepemilikan 50 persen.

Pada kuartal I-2023, PANI berhasil membukukan pendapatan Rp919 miliar, yakni naik 695 persen year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Total liabilitas pada kuartal I-2023 mencapai Rp8,5 triliun, yang mana rasio lancar 120 persen, rasio utang kotor terhadap ekuitas 4 persen, rasio utang bersih terhadap ekuitas adalah posisi bebas utang, serta rasio utang terhadap EBITDA hanya seperlima, yang menjelaskan total utang berbunga dapat diselesaikan menggunakan EBITDA dalam periode 2,5 bulan saja.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi