Jakarta, FORTUNE - PT Pertamina (Persero) menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 pada 2021. Dengan pendapatan US$41,47 miliar pada tahun buku 2020, Pertamina berada di posisi ke-287.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan capaian itu merupakan sebentuk pengakuan dunia internasional bahwa Pertamina sejajar dengan perusahaan-perusahaan terkemuka dunia lainnya.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder karena capaian Pertamina ini tidak lepas dari dukungan positif berbagai pihak, baik direksi, dewan komisaris, dan seluruh pekerja Pertamina Group, serta pemegang saham, pemerintah, masyarakat dan juga stakeholder lainnya," kata Nicke dalam keterangan resmi, Senin (3/8).
Nicke menyatakan pendapatan perseroan pada 2020 turun signifikan akibat pandemi Covid-19. Meski begitu, perusahaan mampu menggenjot pendapatan dan mencetak laba sebesar US$1,05 miliar.
Dengan kinerja operasional dan keuangan tersebut, kontribusi perusahaan kepada pemerintah hampir mencapai Rp200 triliun. Itu melalui setoran pajak, dividen, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp126,7 triliun, juga penerimaan negara dari Minyak Mentah dan Kondensat Bagian Negara (MMKBN) dari blok-blok migas Pertamina sebesar Rp73,1 triliun.
“Tantangan pandemi Covid-19 tidak ringan,” ujarnya, dan perseroan tengah “memantapkan langkah untuk dapat mencapai target nilai pasar US$100 miliar pada 2024”.
Fortune Global 500 adalah pemeringkatan tahunan yang telah dijalankan majalah Fortune sejak 1955. Tolok ukur utamanya adalah besaran pendapatan termasuk pendapatan anak perusahaan (consolidated gross revenue). Indikator lain adalah penyertaan modal pemegang saham, kapitalisasi pasar, keuntungan, jumlah karyawan. Sejak 1990, indikator negara asal perusahaan juga ikut dipertimbangkan.
Tahun lalu, Pertamina gagal masuk dalam daftar tersebut meski pendapatannya pada 2019 mencapai US$54,58 miliar, hampir setara dengan Nippon Steel Corporation yang berada pada peringkat ke-198 dalam Fortune Global 500 dengan pendapatan US$54,45 miliar.
Tahun ini, Pertamina bersanding dengan perusahaan-perusahaan internasional besar di sektor energi seperti BP (18), Royal Dutch Shell (19), ExxonMobil (23), Chevron (75) dan Petronas (277). Berada di bawah peringkat Pertamina, Repsol di posisi 381, sedangkan dari industri lain terdapat nama Coca-Cola (370), Tesla (392) dan Danone (454).