Jakarta, FORTUNE - PT Unilever Indonesia Tbk akan mengurangi setengah dari total penggunaan plastik baru dalam produk-produknya sebelum 2025. Target itu dicanangkan sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk menekan sampah plastik, yang membawa permasalahan bagi lingkungan, di seluruh rantai bisnis.
"Kami berkomitmen menjaga plastik itu tetap berada dalam loop ekonomi sendiri sehingga sebelum 2025 kami berkomitmen mengurangi setengah penggunaan pelastik baru," ujar Head of Division Environment and SustainabilitySustainability Unilever Indonesia FoundationFoundation, Maya Tamimi, dalam webinar bertajuk Plastik dan Evolusi Manusia, Selasa (16/11).
Untuk mencapai target tersebut, Unilever akan mengedepankan inovasi dalam kemasan produk yang mereka jual ke konsumen. Salah satu caranya, melakukan desain ulang kemasan produk untuk mengurangi komponen penggunaan plastik. "Jadi itu salah satu yang kami tempuh dan juga secara desain, kemasan kami akan di-redesign supaya penggunaan pelastikannya berkurang," jelasnya.
Selain mengurangi komponen plastik dalam kemasan, emiten berkode saham UNVR itu juga akan mengembangkan desain kemasan plastik yang dapat didaur ulang, digunakan kembali atau bahkan dikomposkan.
Untuk itu, kata Maya, perusahaan juga akan turun langsung untuk membantu mengumpulkan dan memproses kemasan plastik lebih banyak dari yang dijual. Salah satu strategi yang dijalankan untuk mensukseskan program ini adalah kampanye dan edukasi kepada masyarakat untuk mengatasi masalah sampah plastik.
"Kami enggak bisa kerja sendiri. kami melakukan intervensi hulu ke hilir. Bagaimana kita edukasi dan bagaimana menyiapkan titik pengumpulan ketika konsumen ingin melakukan daur ulang, juga melakukan kerja sama dengan (pihak yang memiliki) teknologi yang ada di hilirnya," ujarnya.
Pengumpulan Sampah Plastik
Hingga kini, sampah plastik memang jadi permasalahan pelik. Di Indonesia sendiri, timbunan sampah pada 2020 telah mencapai 67,8 juta ton, di mana 15 persennya terdiri dari sampah plastik. Seluruh pihak harus saling berkolaborasi dan berbagi peran untuk membuat perubahan, termasuk konsumen, karena tercatat bahwa 37,3 persen sampah yang terkumpul berasal dari sampah rumah tangga.
Dalam laporan keberlanjutan tahun lalu, Unilever Indonesia mencatat total sampah plastik yang dikumpulkan perseroan mencapai 16.402 ton. Dari jumlah tersebut, sampah plastik yang dikumpulkan melalui jaringan bank sampah sebanyak 13.262 ton sementara penggunaan plastik daur ulang sebagai alternatif Refuse Derived Fuel (RDF) mencapai 3.070 ton. Kemudian penggunaan plastik daur ulang untuk kemasan produk mencapai 68,6 ton.
Unilever Indonesia, dalam laporan tersebut, juga mengklaim bahwa beberapa produknya telah menggunakan 100 persen plastik hasil daur ulang, contohnya botol kecap Bango dan Love & Beauty Planet.
Sementara dalam pengumpulan Sampah plastik, perseroan membantu pengembangan hampir 4 ribu unit Bank Sampah yang tersebar di 37 kota, dengan lebih dari 500 ribu anggota Bank Sampah serta telah membantu mengurangi 12 ton sampah anorganik.